Klaten — Warga Desa Jimbung, Kecamatan Kalikotes, Gelar Kenduri Ketupat, Senin (9/5). Tiga Gunungan ketupat disediakan Pemerintah Desa Jimbung, warga saling berebut.
Tiga gunungan ketupat, yang sudah ditata dalam tampah langsung dibawa ke alun-alun Desa Jimbung. Tidak hanya ketupat saja yang dibawa, namun juga ada sayur sambal goreng dan bubuk kedelai.
Widodo, selaku ketua Panitia sekaligus anggota BPD, mengatakan, Ketupat dalam bahasa Jawa sering disebut kupat dan memiliki memiliki makna mengakui kesalahan. Sehingga dengan ketupat sesama muslim diharapkan mengakui kesalahan dan saling memaafkan.
“Alhamdulillah acara kenduri ketupat hari ini bisa berjalan lancar. Tahun ini ada tiga gunungan, biasanya lebih dari 20 gunungan, karena dulu kita libatkan per RW. Jadi satu RW mengeluarkan satu gunungan. Untuk tahun ini karena kondisi secara simbolis hanya tiga gunungan, isinya 60 hingga 70 ketupat,” jelas dia.
Dalam acara kenduri ketupat kali ini, Pemerintah Desa Jimbung berharap pandemi segera berakhir dan bisa melaksanakan kirab, untuk melestarikan budaya Jawa.
“Semoga untuk kedepannya, pandemi sudah berakhir, akhirnya nanti bisa kembali lagi acara kirab ketupat, seperti yang dulu,” katanya.
Menurut salah satu warga, Syaiful (44) asal Purwokerto mengungkapkan, sangat senang dengan adanya tradisi ketupat seperti ini.Dia sampai meluangkan waktu untuk turut serta dalam tradisi tahunan sepekan setelah hari raya idul Fitri.
“Saya baru pertama kali ikut ini mbak, dari Purwokerto. Pas lagi silaturahmi ditempat saudara, katanya ada acara kupatan, jadi saya meluangkan waktu ke sini untuk ikut rebutan ketupat. Saya dapat satu ketupat dan bubuk kedelai,” ucap Syaiful.
Editor : Dhefi Nugroho