Karanganyar — Penutupan sementara pasar penjualan hewan ternak dikritisi kalangan DPRD Karanganyar. Upaya memutus rantai penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) itu dinilai kurang bijak.
“Enggak semuanya tertular. Data dari dinas pertanian saja yang terjangkit 270 ekor dari total 70 ribu sapi di Karanganyar. Artinya, masih lebih banyak yang sehat. Kalau tempat jualannya saja di pasar hewan ditutup, maka mematikan usahanya. Apalagi menjelang hari raya Idul Adha. Biasanya, ini kesempatan para peternak mendapat rezeki,” kata Wakil Ketua DPRD Karanganyar, Anung Marwoko kepada awak media di Karanganyar, Kamis (23/6).
Sebagaimana diberitakan, semua pasar penjualan hewan di Karanganyar ditutup mulai Kamis (16/6) sampai waktu yang belum ditentukan. Dinas Perdagangan Tenaga Kerja Koperasi dan UKM memasang spanduk penutupan serta mengirim petugas untuk berjaga tiap hari pasaran. Hanya saja, masih dibolehkan jual beli nonsapi.
Lebih lanjut Anung mengatakan, penutupan pasar hewan sama saja mematikan ekonomi masyarakat. Padahal mereka sedang bangkit tertatih usai dihantam pandemi Covid-19.
“Kalau hanya ditutup saja itu bukan solusi. Sama saja membunuh ekonomi para peternak dan masyarakat yang menggantungkan penghasilan darinya,” katanya.