Wonogiri — Setahun lebih harga porang di pasaran terjun bebas. Meski begitu, petani porang Wonogiri masih optimis jika tahun depan harga porang bakal kembali normal. Oleh sebab itu, para petani memilih menunda panen.
“Memang harga porang untuk saat ini hancur. Karena satu tahun tidak ada ekspor porang,” kata salah satu petani porang asal Desa Ngambarsari Kecamatan Karangtengah, Supriyanto, Senin (27/6).
Anjloknya harga porang disebut-sebut lantaran kran ekspor porang dari Indonesia ditutup. Hal demikian disebabkan negara pembeli porang seperti Jepang,Cina, dan Korea harus mengetahui asal mula atau sejarah porang yang dibeli. Mulai dari sumber porang, siapa pengelola porang hingga sertifikasi porang.
“Dua hari lalu sembilan pabrik porang di Jawa sudah mulai buka serentak. Sudah akan ada ekspor lagi, cuma harga porang belum normal. Sebab pabrik sendiri kan menghabiskan stok porang tahun lalu yang belum sempat diolah,” ujarnya.
Anggota DPRD Wonogiri ini mengatakan, harga porang saat ini Rp3 ribu per kilogram. Sedangkan pada tahun lalu, saat masih ada ekspor, harga porang menyentuh harga Rp7,5 ribu-Rp8 ribu per kilogram. Saat ini pabrik masih mau menerima porang, namun dengan harga Rp3 ribu per kilogram.