Timlo.net — Bagi jemaah haji di Masjid Nabawi di Madinah atau di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, sandal bisa menjadi sarana “penyelamat” yang penting. Jika sandal hilang, terbawa teman, atau tercecer entah ke mana, maka jemaah yang kehilangan itu bakal rentan kena masalah. Bagaimana ceritanya?
Cerita dimulai dari soal cuaca. Haji tahun 1443 Hijriyah/ 2022 Masehi kebetulan bersamaan dengan musim panas di Arab Saudi. Saat ini, suhu udara siang hari di Madinah kisaran 46 derajat celsius dan di Mekkah 43 derajat Celsius. Suhu udara bakal terus naik. Puncaknya akan berlangsung saat amalan haji di Arafah, Muzdalifah, Mina pada awal Juli 2022 nanti. Saat itu, suhu diperkirakan bisa capai 50 derajat Celsius.
Ketika berjalan di ruang terbuka di Madinah dan Mekkah saat tengah hari, siapa pun bakal tersengat terik matahari. Terik itu juga memanaskan apa saja yang ada di permukaan tanah: aspal, beton, keramik, tegel, atau batu. Jika tersengat panas seharian, semua benda itu juga bakal menularkan panas pada orang yang berjalan telanjang kaki, termasuk jemaah haji yang kehilangan sandal. Semakin lama sentuhan, semakin besar kemungkinan tercipta luka di telapak kaki jemaah tanpa alas.
Kondisi itulah yang terjadi pada awal kedatangan jemaah Indonesia di Madinah sejak 4 Juni 2022 lalu. Banyak jemaah yang menjadi korban. Tim Media Center Haji (MCH) Daerah Kerja Madinah beberapa kali melaporkannya.
Ambil contoh, seorang anggota jemaah bernama Seger Marso dari Embarkasi Surabaya, Jawa Timur. Kehilangan sandal saat salat di Masjid Nabawi, Madinah, dia nekat pulang ke hotel dengan kaki telanjang alias tanpa sandal. Telapak kakinya pun kepanasan dan melepuh. Petugas menemukan lelaki itu kebingungan, tanpa sandal, dan telapak kakinya terluka. Seger diantar ke hotel tempatnya menginap dan telapak kakinya dirawat.