Karanganyar — Komunitas sukarelawan kebencanaan didorong meminta jaminan asuransi kecelakaan ke pemerintah daerah. Tak dapat dipungkiri, risiko mereka mengalami celaka cukup tinggi saat melakukan misi kemanusiaan.
Penting diketahui, terdapat 54 komunitas relawan kebencanaan di Kabupaten Karanganyar, Jateng dengan anggota mencapai 2.500 personel. Identitas mereka tercatat di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar. Mereka menjadi garda terdepan dalam operasi SAR jenis water rescue maupun vertical rescue. Bahkan membantu aksi peduli lingkungan di berbagai medan. Sayangnya, hanya sedikit yang memiliki jaminan keselamatan atau asuransi. Padahal, berbagai insiden mengancam nyawanya saat bertugas di lapangan.
Kabid Ops SAR Karanganyar, Febrian Kurnia Putra mengatakan kepesertaan relawan dalam asuransi maupun jaminan kesehatan tergolog urgen. Namun ia meyakini, tak semua komunitas sukarelawan kebencanaan mengkaver personelnya dengan program tersebut.
“Di SAR sendiri, baru 50-70 anggota terkaver BPJS kesehatan. Anggota yang masih baru-baru belum. Anggarannya dari operasional rumah tangga SAR. Jaminan kesehatan ini sangat penting. Kalau kita celaka saat bertugas, siapa yang bakal menanggung biaya pengobatannya? Kembali ke organisasi masing-masing,” katanya, Senin (27/6).
Ia menceritakan kecelakaan yang dialaminya saat menolong korban laka air wilayah Tasikmadu pada 2015 silam. Meski berhasil menyelamatkan dua korban, ia sendiri harus dirawat di RS akibat dislokasi pada lengannya. Saat itu, ia terpaksa meminta bantuan Baznas untuk menebus tagihan RS yang lumayan mahal. SAR maupun BPBD tak mampu menanggungnya.