Karanganyar — Bayi penderita gizi buruk, tuna rungu, tuna netra dan jantung bocor, Aira Cahya Mekarsari butuh pengobatan kontinyu oleh dokter spesialis. Hanya saja, biaya berobat mahal. Hingga kini, bantuan dari berbagai kalangan belum menyentuh kebutuhan tersebut.
“Belum ada sama sekali untuk menabung alat bantu dengar. Kata dokter harganya Rp20 juta sepasang. BPJS KIS tidak mengkavernya,” kata ibunda Aira bernama Dian Aruna Mahesi kepada wartawan di rumah kontrakannya di Griya Sari Permai Rt 01/Rw VII blok C no VII, Selasa (5/7).
Sejak kisah Aira diunggah ke pemberitaan, berbagai kalangan memberikan perhatian. Baik itu susu formula sampai sembako. Mereka dari kalangan pejabat, sukarelawan sampai utusan dari Kemensos.
Dian mengaku bersyukur mendapatkan perhatian istimewa tersebut. Selama ini belum ada yang berbuat demikian. Seluruh kebutuhan si putri bungsu dari tiga bersudara itu ditopang orangtuanya meski harus tertatih.
“Bantuan kemarin ada empat kaleng susu formula Blenute. Ini dari resep dokter yang tidak dijual bebas. Hanya ada di kota. PMI juga memberi tapi hanya sekaleng. Barangnya harus pesan dulu,” katanya.
Ia tak lagi mengandalkan KIS untuk mendapat layanan kesehatan bagi putrinya di RS Dr Moewardi Solo.