Sukoharjo — Sebelum mengakui Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, mantan narapidana terorisme, Abu Bakar Ba’asyir (ABB) telah melakukan diskusi. Hal tersebut disampaikan oleh putra ABB, Abdul Rochim, saat ditemui di kompleks Pondok Pesantren Al-Mukmin, Ngruki, Cemani, Grogol, Sukoharjo, Kamis (4/8).
“Beliau berdiskusi dengan siapapun. Sejak dulu sudah kita katakan, Ustaz Abu Bakar Ba’asyir sosok yang dialogis,” ucap pria yang akrab disapa Ustaz Iim tersebut.
Menurut Ustaz Iim, sejak dulu ayahandanya siap duduk dan berdialog dengan siapapun. Selain itu pendiri Pondok Pesantren Al-Mukmin tersebut juga siap menerima argumentasi apapun selagi masih dalam kategori yang berpegang dalam Alquran dan Sunah Rosul.

“Beliau juga sosok yang menghormati perbedaan agama, jadi soal pluralitas itu bagi beliau tidak ada masalah, yang masalah adalah pluralisme,” terangnya.
Dalam hal ini, menurutnya, pluralisme adalah menganggap bahwa semua agama sama.