Wonogiri — Polisi melarang pengunjung membawa atau menggunakan atribut organisasi perguruan silat selama gelaran Festival Agustus Merdeka yang berlangsung di Alun-alun Giri Krida Bakti Wonogiri. Hal ini diklaim sebagai upaya menjaga ketertiban, kondusifitas dan keamanan serta merepresentasikan kerukunan, kebhinekaan dan pluralisme.
“Tiap malam selama rangkaian acara berlangsung dari Polri telah menyiagakan 100 personel. Khusus saat acara 31 Juli lalu dan saat PADI Reborn nanti akan ada 150 personel ditambah 95 personel dari Satpol PP, Dishub dan Kodim, jadi ada 245 orang personel,” ujar Kapolres Wonogiri AKBP Dydit Dwi Susanto melalui Kabag Ops AKP Dwi Krisyanto, Jumat (5/8).
Disampaikan, jajaran kepolisian bersama dengan stakeholder lain memberikan perhatian lebih terhadap jalannya Festival Agustus Merdeka. Dia menyebut, pengamanan telah dilakukan sejak adanya deklarasi Classic Rock Wonogiri (Crown) yang mendatangkan Roy Jeconiah sebagai salah satu bintang tamu pada Minggu (31/7) lalu. Pengamanan juga bakal dimaksimalkan saat penampilan PADI Reborn pada Sabtu (13/8) mendatang.

“Area alun-alun diatur seperti car free night. Maka masyarakat nanti bisa menikmati gelaran pertunjukan dengan nyaman tanpa lalu lalang kendaraan bermotor. Karena itu sudah dilakukan pengaturan arus lalu lintas di sejumlah titik,” bebernya.
Pihaknya juga memastikan akan melakukan antisipasi tindakan kriminalitas dengan menerapkan skrining pengunjung oleh tim gabungan di empat titik. Titik itu diantaranya adalah di simpang empat kantor Kecamatan Wonogiri Kota, depan patung Ir. Soekarno, depan Kantor Kementerian Agama dan depan Kantor BRI Wonogiri.
“Ini untuk memastikan pengunjung yang masuk ke area alun-alun tidak membawa senjata tajam, minuman keras dan juga atribut perguruan silat seperti bendera, pakaian dan lain sebagainya. Langkah itu sebagai upaya meminimalkan potensi terjadinya konflik. Jadi masuk alun-alun steril,” paparnya.