Apabila kedapatan membawa atribut perguruan silat, kata Kabag Ops, petugas bakal menyita atribut tersebut.
“Kami harapkan ini bisa dipahami bersama. Demi kebaikan bersama. Intinya yang tidak boleh dibawa masuk area alun-alun itu miras, sajam dan atribut organisasi perguruan silat manapun,” terang mantan Kapolsek Wonogiri Kota ini.
Lebih jauh, dia memastikan pengamanan dilakukan secara melekat. Termasuk dalam mengantisipasi terjadinya pencopetan saat gelaran alun-alun. Sebab, ada mata yang selalu mengawasi gerak-gerik setiap orang di alun-alun.
“Resmob dan intel sudah kita sebar. Itu demi kenyamanan masyarakat saat menikmati hiburan yang digelar,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengapresiasi tindakan yang dilakukan arapat keamanan. Bahkan, pada Kamis (4/8) malam saat berlangsungnya konser musik di Alun-alun, orang nomor satu di Wonogiri ini sempat mengamankan sebuah jaket berlogo perguruan silat milik salah satu pengunjung. Begitu konser rampung, jaket pengunjung tersebut dikembalikan.
“Atribut organisasi apapun kami mohon tidak perlu dibawa atau ditampilkan untuk menjaga semuanya. Pemkab Wonogiri bermohon kepada semua pihak untuk bisa memahami ini,” terangnya.
Ditambahkan, gelaran di Alun-alun Giri Krida Bakti Wonogiri adalah pesta rakyat. Menurut dia, Festival Agustus Merdeka adalah representasi komitmen warga Wonogiri sebagai anak bangsa untuk beraktualisasi dengan sejumlah potensi yang ada, baik pentas musik, seni budaya dan lain sebagainya.
“Maka kebersamaan kita merepresentasikan kerukunan, kebhinekaan dan pluralisme. Maka semua harus punya komitmen agar event ini berjalan aman dan baik,” tandasnya.