Sukoharjo – Nilai-nilai Pancasila kini dinilai berkurang seiring dengan rendahnya toleransi. Melihat kondisi itu, Komisi II DPR RI bersama Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP), menggelar sosialisasi bertema “Gotong Royong Membumikan Pancasila” di salah satu hotel di wilayah Solo Raya belum lama ini.
“Salah satu nilai luhur Pancasila itu kan yang paling penting toleransi. Penjabaran toleransi adalah, mengakui, menyadari, dan membiarkan. Bahkan juga menghormati perbedaan yang dilakukan oleh orang lain,” ucap anggota DPR RI Komisi ll, Mohammad Toha.
Berkaca dari peristiwa pemaksaan pemakaian jilbab terhadap siswi di salah satu SMA Bantul, DIY, sehingga menjadi sorotan luas. Ia pun menyayangkan perilaku yang terindikasi intoleransi tersebut justru terjadi di dunia pendidikan. Seperti ramai dikabarkan, justru pihak sekolah yang dituding sebagai biangnya.
“Kalau mereka punya keyakinan tidak mau memakai jilbab, ya jangan dipaksakan,” ujarnya.
Menurut Toha, dari peristiwa tersebut ada kemungkinan kesalahan sistem, atau bisa juga lingkungan sekolah yang salah, yakni para guru pengajarnya atau muridnya. Yang mana di sekolah tersebut dirasa belum paham akan nilai-nilai luhur Pancasila.
“Mereka belum paham tentang toleransi sehingga tidak dapat mengimplementasikannya,” tegasnya.