Semarang — Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan daya kohesi masyarakat berperan penting dalam upaya menjaga kondusifitas dan kebangkitan bersama setelah dua tahun dipukul pandemi dan kondisi geopolitik dunia yang berubah. Merawat daya kohesi itu diperlukan peran dari para ulama dan tokoh agama.
“Sekarang pengajian sudah mulai banyak dan kita titip kepada Kiai untuk memberikan pesan damai, moderasi beragama, bagaimana bangkit bersama dengan gotong royong. Juru bicaranya beliau,” kata Ganjar saat menjadi keynote speaker dalam acara Focus Group Discusion (FGD) yang diselenggarakan oleh MUI Jateng di Aula Kantor Kesbangpol Jateng, Rabu (24/8).
Ganjar menjelaskan, berbicara soal persatuan dan kebangsaan, saat ini masyarakat sedang dihadapkan dengan berbagai persoalan yang muncul dan saling berkaitan. Dimulai masalah ekonomi yang berdampak pada kondisi sosial. Kemudian kondisi sosial berpengaruh pada kondisi keluarga hingga pada akhirnya berujung pada depresi.
“Tapi kita musti bangkit. Nah bangkit itu musti bisa kita lakukan dengan baik. Kalau kemudian daya kohesi masyarakatnya itu berjalan bagus, seperti sekarang ini kondusif, maka problem dapat diselesaikan,” jelasnya.
Daya kohesi masyarakat itu, lanjut Ganjar, sebenarnya sudah ada sejak zaman dahulu. Hal itu terlihat dari adanya tradisi tolong-menolong, saling menghormati, dan tradisi kerukunan lainnya.