Klaten — Sebagian petani di Kecamatan Juwiring, Klaten, menggunakan gas elpiji tiga kilogram untuk mengoperasikan mesin pompa air di sawah. Pemakaian elpiji dirasa lebih irit dibanding beli BBM.
Salah satu petani Desa Bulurejo, Kecamatan Klaten, Harno Suharjo (50) mengatakan, penggunaan gas elpiji tiga kilogram dirasa lebih irit untuk bahan bakar mesin pompa air. Hal ini dilakukan untuk menekan biaya operasional di tengah naiknya harga BBM.
“Ini BBM sedang naik, jadi pakai gas elpiji lebih irit kalau pakai bensin kan boros,” katanya, Selasa (6/9).
“Perbandingan sangat banyak, saya kulkulasi dari perbandingan menggunakan bensin ya selisih bisa mencapai Rp40-Rp50 ribuan,” tambah dia.
Hal senada dikatakan Kisno miharjo (67) Warga desa Bulurejo, Kecamatan Juwiring, Klaten. Dia mengaku sudah lama memakai gas elpiji tiga kilogram.
“Saya sebenarnya sudah lama memakai gas melon untuk BBM pompa air untuk mengairi sawah,” ungkapnya.
Diceritakan Kisno, untuk mengairi satu petak sawah ukuran 2.300 meter persegi, butuh BBM rata-rata 10 liter. Sedangkan jika menggunakan elpiji hanya butuh tiga sampai empat tabung tiga kiloan.
“Mompa air untuk irigasi ini kalau sudah tanam sekitar tiga atau empat hari sekali. Jadi jauh lebih hemat menggunakan gas elpiji dari pada bensin,” tuturnya.
Editor : Dhefi Nugroho