Klaten — Sebanyak 420 Kepala Keluarga (KK) di Kecamatan Bayat, Klaten, mengalami krisis air bersih. Debit air berkurang dalam sebulan terakhir. Tak hanya itu, air sumur diduga mengandung zat kapur sehingga tidak layak konsumsi.
“Kejadian ini terjadi dalam kurun waktu satu bulan terakhir ini,” Jelas Kaur Umum dan Perencanaan Desa Jambakan, Kecamatan Bayat, Rustam Efendi, Selasa (27/9/2022).
Ada empat dusun terdampak krisis air bersih, meliputi Dukuh Widoro, Barengan, Karangwuni, dan Doyo. Setiap musim kemarau warga mengandalkan untuk membeli air bersih.
Rustam menambahkan pemerintah desa setempat sudah berupaya untuk memberikan respon dengan mengupayakan droping air bersih yang didatangkan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Palang Merah Indonesia (PMI).
“Droping air bersih ini telah berjalan sekitar setengah bulan dari BPBD dan PMI. Kekeringan mulai terasa sejak sepekan terakhir, debit air di sebagian sumur sudah berkurang,” ungkapnya.
Salah satu warga terdampak krisis air bersih, Asih, mengaku kesulitan mendapatkan air bersih untuk dikonsumsi. Setiap hari, dirinya membeli air bersih di tempat isi ulang air galon.