Solo — Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat mengeluarkan dua gamelan sakral pusaka Kiai Guntur Madu dan Kiai Guntur Sari di halaman Masjid Agung Solo, Sabtu (1/10).
Keluarnya dua gamelan dan ditabuh abdi dalem sebagai penanda dimulainya tradisi sekaten. Warga pun langsung berebut janur kuning yang dipasang di bangsal Pradonggo dan Pragonggo.
“Keraton Surakarta kembali adakan sekaten tahun ini setelah sebelumnya selama dua tahun ditiadakan karena pandemi Covid-19,” ujar Pengageng Parentah Keraton Solo KGPH Adipati Dipokusumo, Sabtu (1/10).
Ia mengatakan tradisi sekaten ini tradisi ini merupakan warisan budaya sejak Kerajaan Demak dan diteruskan pada kerajaan Mataram Islam. Sekaten Keraton Solo juga dimeriahkan dengan pasar malam di alun-alun utara (Alut) dan alun-alun kidul (Alud) kompleks Keraton Surakarta.
“Sedangkan acara utama diadakan di Masjid Agung Keraton Solo. Acara utama sekaten dibuka dengan keluarnya Gamelan dua pusaka Kiai Guntur Madu dan Kiai Guntur Sari,” papar dia.
Ia mengatakan setelah gamelan keluar dilanjutkan dengan menabuhnya secara bersamaan sebagai simbolis dimulainya sekaten pukul 14.00 WIB. Acara adat itu juga menjadi rangkaian peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
“Seperangkat gamelan Kiai Guntur Sari nanti ditaruh di bangsal selatan bernama Pradonggo, sedangkan Kiai Guntur Madu bangsal utara atau disebut bangsal Pragonggo,” imbuh dia.
Dua gamelan pusaka tersebut akan terus ditabuh selama sepekan hingga 9 Oktober 2022. Penabuhan gamelan berhenti saat puncak sekaten dilakukan dengan adanya Grebeg Maulud pada 9 Oktober pukul 10.00 WIB.
Editor : Dhefi Nugroho