Karanganyar — Perkuatan dukungan untuk eliminasi TBC membutuhkan peran aktif dari Dinas Kesehatan, fasilitas kesehatan milik pemerintah dan swasta, pemangku kebijakan daerah serta media massa. Diharapkan, langkah tracing, testing dan threatment terhadap pengidapnya dapat optimal dan mencegah penularan lebih luas.
Hal itu mengemuka dalam Pernyataan Bersama Upaya Kolaborasi Penanggulangan Tuberkulosis di Karanganyar, di Hotel Permata Sari Tasikmadu, Senin (31/10). Dalam hal ini, Sub Resipien Mentari Sehat Indonesia (SSR MSI) Karanganyar mengundang Ketua DPRD Karanganyar Bagus Selo, anggota legislatif Komisi D, Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK), perwakilan Faskes pemerintah dan swasta serta awak media massa.
Ketua SSR MSI Karanganyar, Darsih Amd mengatakan, keterlibatan multisektoral dalam mengeliminasi TB belum optimal serta kurangnya pelaporan kasus TB, terutama di rumah sakit dan juga layanan primer swasta. Dalam tiga tahun terakhir, kesenjangan penemuan pasien TBC di Indonesia, diantara orang terduga sakit TBC, setiap tahunnya masih melebihi 30 persen. Dimana mayoritas laporannya berasal dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Faskes) publik.
“Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar, di bawah arahan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, memimpin koordinasi jaringan DPPM bersama Puskesmas dan organisasi profesi di Karanganyar. Jaringan ini dinilai akan menerima manfaat dengan melibatkan organisasi masyarakat, untuk memperkuat fungsi kesehatan masyarakat seperti Investigasi Kontak, Edukasi Masyarakat, Pelacakan Pasien Mangkir bagi pasien-pasien yang dirawat di faskes sektor swasta,” katanya.
Mentari Sehat Indonesia (MSI) Karanganyar sebagai mitra Dinas Kesehatan Karanganyar berkontribusi dalam kegiatan Investigasi Kontak dan pelacakan kasus LTFU disertai koordinasi bersama Programer Puskesmas setempat dalam setiap kegiatannya.