“Dulunya penghasil singkong dan kacang tanah, sekarang sudah tidak ada tanamannya karena tidak aman dengan binatang itu, habis semua,” terangnya.
Bahkan pohon pepaya menjadi sasaran empuk kawanan kera itu. Sebab selain menyasar buahnya, mereka juga doyan daun pepayanya.
“Kanan kiri rumah warga ketika ada pohon pepaya, ya sudah, yang punya cuma bisa melihat saja,” bebernya.
Menurutnya, jika kawanan kera ini melihat kaum hawa, maka tidak segan-segan akan menyerang. Namun berbanding terbalik jika melihat kaum adam. Kendati demikian hingga saat ini belum ada warga yang menjadi korban keganasan kawanan kera tersebut.
“Kalau sama piyayi putri wani, nguyak. Tapi kalau sama piyayi kakung tidak,” ucapnya.
Dia mengaku, sudah melaporkan peristiwa ini ke Dinas Pertanian dan Perikanan (Dispertan) Kabupaten Sukoharjo. Namun sayangnya laporan tersebut tak kunjung mendapat respon.
Sementara saat dikonfirmasi, Kepala Dispertan Kabupaten Sukoharjo, Bagas Windaryatno, mengatakan, tahun lalu pihaknya mendapat laporan adanya kawanan kera yang muncul ke pemukiman warga.
“Kalau tahun lalu saya mendengar, tapi saat ini saya belum mendengar untuk serangan monyet. Coba nanti saya cek dulu ke teman-teman yang ada di lapangan dan kita coba cari solusi untuk mengantisipasi atau meminimalisir dari upaya adanya serangan itu,” tandas Bagas.