Wonogiri — Jarang yang tahu asal usul legenda Telaga Rowo yang terletak di Dusun Rowo Desa Sumberejo Kecamatan Batuwarno. Cerita rakyat setempat, terciptanya telaga itu berkat kesaktian sang Bima, di mana telaga itu tercipta dalam waktu satu malam.
Kepala Desa Sumberejo Tri Haryanto mengatakan, telaga yang berada di pinggir jalan raya Batuwarno – Karangtengah menurut legenda turun temurun dibuat oleh seorang berbadan besar bernama Bima. Menurut para sesepuh setempat, nama Bima ini identik dengan tokoh yang ada di dunia pewayangan.
Diceritakan, awalnya Sang Bima mendapat nasihat dari eyangnya tentang ilmu bakat dan keterampilan. Pada suatu saat Bima diperintahkan turun dari gunung untuk memberikan senjata kepada siapa saja yang membutuhkan pertolongan.
“Saat berjalan tibalah Bima di tempat yang dangkal, tidak ada sumber air dan hanya ada celah. Melihat kondisi itu Bima merasa terenyuh hatinya. Lalu ia bertekad untuk membuat anak lautan (rawa) yang bertujuan airnya nanti bisa memenuhi kebutuhan masyarakat,” kata Tri Haryanto, Sabtu (12/11).
Atas keinginan itu, Bima lantas meminta kepada Tuhan dengan harapan bisa membuat rawa dan selesai dalam waktu satu malam. Bima kemudian mengeruk tanah. Kerukan tanah itu disisihkan ke sebelah barat hingga membentuk bukit yang bernama Gunung Krantil.
“Di kaki dan kukunya Bima masih menempel tanah. Kemudian oleh bima dikipatkan (dibuang) ke sebelah timur dan selatan hingga akhirnya juga menjadi bukit,” ungkap dia.
Semakin lama, Bima sangat senang karena sudah terlihat ada air yang keluar dari tanah yang cukup besar. Ia pun semakin bersemangat untuk mengeruk tanah agar sumber air itu semakin lebar dan dalam.
Tak lama kemudian, Bima mendengar suara orang menumbuk padi di lesung. Bima kaget karena itu pertanda waktu sudah pagi hari. Bima kemudian menyudahi pembuatan rawa itu. Namun ia sudah merasa senang karena sudah ada sumber air yang keluar dan bisa memakmurkan masyarakat.
“Sambil melihat ke sumber mata air, Bima mengatakan jika meski pekerjaan dirinya belum selesai, namun sumber air itu sudah membentuk rawa. Sebagai pertanda di masa yang akan datang, Bima memberi nama tempat itu dengan sebutan Sumber Rejo,” kata Tri Haryanto.