Wonogiri — Mitos tanah bengkok (jatah perangkat desa) Sumberejo Kecamatan Batuwarno hingga kini masih diyakini masyarakat sekitar. Tanah bengkok kades ini pantang ditanami tanaman cabai.
Kades Sumberejo Kecamatan Batuwarno Tri Haryanto mengatakan, mitos larangan menanam cabai kabarnya erat kaitannya dengan Sang Bima, yang dikenal masyarakat dalam cerita pewayangan.
“Dari nenek moyang dulu memang di daerah itu (tanah bengkok) tidak boleh ditanami cabai. Katanya setannya bisa ngamuk,” kata Kedes Sumberejo, Tri Haryanto, Jumat (11/11).
Dijelaskan, larangan menanam cabai itu berawal dari kedatangan Sang Bima yang mempunyai badan tinggi besar di wilayah Sumberejo. Saat itu belum ada nama Sumberejo. Nama Sang Bima itu diyakini ada kaitannya dengan dunia pewayangan.
Kedatangan Bima saat itu atas perintah guru atau eyangnya. Bima diperintahkan turun dari gunung untuk memberikan bantuan kepada siapa saja yang membutuhkan pertolongan. Saat perjalanan Bima tiba di wilayah yang tidak ada sumber air.
Melihat kondisi itu, kata Tri Haryanto, Bima merasa terenyuh. Kemudian ia bertekad untuk membuat rawa yang bertujuan airnya nanti bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. Saat ini rawa yang dibuat itu bernama Telaga Rowo. Lokasinya berada di Dusun Rowo Desa Sumberejo, tepatnya di sebalah Jalan Raya Batuwarno – Karangtengah.
Berdasarkan cerita yang didapat Tri Haryanto, saat Bima mengeruk tanah untuk membuat rawa, kaki kirinya ada timur, saat ini masuk kawasan Dusun Rembun. Sedangkan kaki kanannya berada di barat, saat ini masuk kawasan Rowo Tingkas.
Sementara itu, kemaluan Sang Bima berada di atas Ndek Ombo. Saat itu Ndek Ombo merupakan area persawahan. Kini area itu menjadi tanah kas desa atau bengkok yang diolah oleh Kades Sumberejo.