Karanganyar — Edukasi masyarakat terkait stunting menjadi bahasan dalam kampanye pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Edukasi tersebutbperlu kontinyu tanpa berpatokan jumlah pengidapnya.
“Edukasi harus terus dilakukan meskipun saat jumlahnya sudah berkurang. Anak harus terus diberi ASI eksklusif hingga usia 2 tahun,” kata Bupati Karanganyar Juliyatmono, saat kampanye Germas, di Ngargoyoso, Selasa (15/11).
Ia meminta Posbindu terus mendata jumlah stunting agar dapat diberikan ransum berisi makanan bergizi. Ransum tersebut diberikan dengan tujuan untuk tercapainya zero stunting.
Imbauan ini penting mengingat generasi penerus haruslah generasi yang berkualitas.
Selain stunting juga diingatkan mengenai penyakit menular lainnya.
Rencananya pada tahun 2023 akan ada edukasi terhadap ibu-ibu dan pemberian dana untuk konsumsi makanan bergizi. Dana tersebut didapat dari bagi hasil cukai rokok.
Tahun 2021 tercatat Karanganyar mendapat sekitar Rp 15 Miliar DBHCHT dan meningkat pesat pada tahun 2022 sekitar Rp 22 miliar. Dana tersebut diberikan melaui Dinas Kesehatan untuk menanggulangi stunting.
Editor : Marhaendra Wijanarko