Karanganyar — Segala bentuk kelerasan dengan alasan apapun tidak dibenarkan. Apalagi mengatasnamakan keyakinan.
“Agama mengajarkan kasih sayang dan bertoleransi. Kami mengutuk keras insiden di Bandung (bom bunuh diri). Apapun dalihnya, itu tidak dibenarkan!” kata Kepala Kemenag Karanganyar, Wiharso dalam forum penguatan kerukunan antar umat beragama yang diselenggarakan Bakesbangpol di aula Masjid Agung Madaniyah Karanganyar, Kamis (8/12).
Ia sangat menyesalkan kejadian itu sering disangkut-pautkan dengan keyakinan oleh penganut agama tertentu. Padahal menurutnya, agama hanya jadi tameng pelaku terorisme. Bahkan pelaku bisa memakai tameng agama apapun.
Berdasarkan pemberitaan, pelaku bom bunuh diri merupakan eks napiter. Wiharso mendesak Bakesbangpol maupun BNPT supaya benar-benar membina eks napiter di Karanganyar. Sebanyak 19 eks napiter Karanganyar tersebar di sejumlah kecamatan.
“Tolong pembinaan eks napiter harus intens. Dari sisi pembangunan mental dan fisik. Kita enggak tahu latar belakang pelaku bom bunuh diri di Bandung. Sehingga untuk mencegah itu terjadi dimanapun, perlu pembinaan berkesinambungan. Spiritual dan fisik. Kita enggak tahu kesulitan hidup yang mereka hadapi,” katanya.
Kepala Bakesbangpol Bambang Sutarmanto mengatakan belasan eks napiter terus dipantau dan difasilitasi kegiatannya. Mereka diajak di berbagai kegiatan pemerintah seperti upacara bendera HUT kemerdekaan RI, peringatan HUT kabupaten, dan hari penting lainnya. Tak lupa, juga dilibatkan program polhum di Bakesbangpol.
“Kalau eks napiter punya usaha dan ada masalah, silakan berkonsultasi. Pemerintah akan memfasilitasi,” katanya.
Dalam forum tersebut, Kapolres Karanganyar AKBP Danang Kuswoyo diwakili Kasat Intelkam Iptu Ali Suryadi mengapresiasi terbentuknya FKUB. Wadah tersebut menguatkan aspek kerukunan antarumat beragama.
“Kita sifatnya membangun. Dengan intens terjun ke masyarakat. Sentuhan-sentuhan humanis,” katanya.
Editor : Dhefi Nugroho