Sragen — Bupati Sragen dr Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengumpulkan seluruh guru di Kabupaten Sragen, Selasa (6/12). Pada acara yang dihelat di Gedung Sasana Manggala Sukowati Sragen itu, orang nomor satu di Sragen ini menegaskan, kasus perundungan dan intoleransi tidak boleh lagi terjadi di Sragen.
“Kasus perundungan siswi disalah satu siswi karena tidak berhijab beberapa waktu lalu, harus menjadi yang terakhir terjadi. Guru itu ‘Digugu Lan Ditiru’ jadi tergantung kita harus bisa jadi suri tauladan yang baik. Saya tegaskan di Sragen tidak ada lagi kasus seperti perundungan. Baik, kekerasan seksual maupun intoleransi,” ungkap Bupati Yuni, saat menjadi keynotes Seminar Nasional dengan tema ‘Membumikan Anti Perundungan dan Perlindungan Guru Dalam Mewujudkan Implementasi Kurikulum Merdeka di Kabupaten Sragen’.
Bupati Yuni menyebut ada tiga problem yang terjadi didunia pendidikan, diantaranya perundungan atau bullying, kekerasan seksual, dan intoleransi. Ia mengakui ketiga masalah tersebut sudah pernah terjadi di Sragen. Untuk itu, Ia pun meminta tenaga pendidik untuk introspeksi, dan selami anak didik dengan pendekatan persuasif dan keteladanan.
“Sekolah negeri harus menjadi miniatur NKRI yang dapat memberi jaminan bagi setiap individu. Ayo saling mengoreksi diri, walaupun pahit. Saya minta setiap guru bisa instropeksi diri. Saya minta tidak ada lagi kasus tentang tiga problem pendidikan itu di Sragen, siap?” tanya Bupati Yuni yang dijawab dengan kata “Siap” secara serentak.
Dilansir laman sragenkab.go.id, Bupati Yuni juga menyampaikan apresiasi terselenggaranya Seminar Nasional yang menghadirkan tiga narasumber hebat, diantaranya Ketua KPAI Pusat Dr Susanto MA, Ketua PGRI Jateng Dr Muhdi SH MHum, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sekaligus Ketua PGRI Kabupaten Sragen Drs Suwardi MM.