Solo — Bahasa daerah makin hari makin jarang dikenal oleh generasi saat ini. Pasalnya, penggunaan bahasa nasional (Bahasa Indonesia) dalam kehidupan sehari-hari makin gencar ditambah dengan bahasa asing.
Melihat kondisi yang memprihatinkan tersebut, Fakultas Seni Media Rekam, Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta menggagas program animasi dengan konsep edukasi menggunakan bahasa daerah khususnya bahasa Jawa. Cara yang digunakan dengan menggunakan serial film animasi berjudul “Si Baja”.
“Kami melihat, banyak anak-anak saat ini yang menggunakan bahasa Indonesia. Jika ini dibiarkan, tentu bahasa daerah lama-lama tergerus dan akan hilang dari kebiasaan kita,” terang Ketua Tim Matching Fund Vokasi Prodi Animasi ISI Yogyakarta, Kathryn Widhiyanti saat ditemui wartawan, Jumat (9/12).
Kekhawatiran itu, kata Kathryn, juga banyak dirasakan oleh orang tua anak-anak. Dimana, mereka juga kesulitan untuk mengajarkan bahasa daerah kepada putra-putri mereka.

“Kami juga mendapat keluhan dari para orang tua, untuk mengajari anak-anak khusus bahasa daerah. Dan, yang paling susah itu mengajarkan bahasa daerah memang kalau ditelaah lebih detail bahasa daerah khususnya Jawa itu juga bertingkat. Tergantung siapa yang diajak bicara,” jelas Kathryn.