SOLO — Kondisi Keraton Surakarta yang mengalami rusak di sejumlah bagian bangunan sangat disayangkan. Pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Solo diminta untuk segera turun tangan.
“Semoga dari Pemkot ada perhatian dengan kondisi saat ini (Keraton Solo). Sudah saatnya direnovasi. Toh, kami juga sudah ada grand design renovasi sekaligus pemanfaatan bangunan,” terang Putri Pakubuwono XII, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Wandansari, Selasa (20/13).
Perempuan yang akrab disapa Gusti Moeng ini menjelaskan, grand design tersebut meliputi seluruh kawasan Keraton Solo. Renovasi terkahir yang dilakukan dan masih menggunakan grand design tersebut terjadi pada tahun 2017. Sedikitnya ada 17 bangunan yang direnovasi.
Selain itu, lanjut Gusti Moeng, bangunan-bangunan keraton juga bisa dimanfaatkan untuk pendidikan perempuan dan pendidikan pra nikah. Setiap orang juga bisa datang khusus untuk melakukan tour di dalam.
“Sudah perencanaan seperti itu. Orang mau nikah seminggu disekolahkan di sini dulu, diberi training dulu. Karena seperti yang terjadi, keraton semakin lama semakin tidak ada yang memakai,” ungkapnya.
Sayangnya, pemanfaatan bangunan-bangunan Keraton Kasunanan Surakarta masih terkendala dengan situasi yang menyelimuti keraton saat ini.
“Saya menunggu hampir setengah tahun, saya sudah minta untuk menghadap mas Gibran. Tapi tidak dijawab sampai sekarang. Kalau dianggap ada 3 sisi ya ditakoni jangan hanya sisi sana (kerabat lain-red),” ujarnya.
Dirinya ingin agar Keraton Kasunanan moncer kembali tanpa menyentuh ruangan-ruangan inti dari seperti taman pusaka.
“Sinuwun tetap biar di sana, saya tidak akan owah-owah,” katanya.
Editor : Dhefi Nugroho