Timlo.net—The Korean Ministry of Health and Welfare mengungkap jika ada 3.378 kematian kesepian di Korea Selatan pada 2021.
Kematian kesepian atau godoksa dalam Bahasa Korea memperoleh perhatian yang bertambah selama 10 tahun terakhir ini. Fenonema itu berkaitan dengan orang-orang yang tinggal sendirian dan meninggal di rumah tanpa diketahui orang lain. Kadang hal ini berlangsung berminggu-minggu dan bahkan berbulan-bulan karena mereka terisolasi dari anggota keluarga dan teman.
Menurut laporan, demografis yang paling terkena dampak adalah orang berusia 50-an dan 60-an, yang terdiri dari 60% dari seluruh kematian kesepian yang dilaporkan. Seluruh kelompok usia dewasa terpengaruh, termasuk mereka yang berusia 20-an hingga 30-an. Kelompok usia ini menyumbang angka 6-8% dari total jumlah kematian kesepian di negara itu.
Elemen lain yang disorot dari kematian godoksa adalah gender, tulis Nextshark, Kamis (22/12). Pada laporan 2021 yang dibuat oleh the Korean Ministry of Health and Welfare, peluang pria mati kesepian 5,3 kali lebih banyak dibanding wanita. Kesenjangan antar gender ini bertambah, karena pria memiliki peluang 4 kali lebih banyak dari wanita pada 2019.
Sebagai tambahan, faktor sosial ekonomi seringkali menjadi salah satu faktor penting dari kematian kesepian. Menurut laporan organisasi nirlaba the Seoul Welfare Foundation pada 2019, 52% godoksa di kota itu terjadi pada apartemen sewaan atau rumah murah. Sebanyak 95% yang meninggal kesepian juga tidak memiliki pekerjaan.