Sukoharjo – Fluktuasi harga bahan pokok yang terjadi pada momentum akhir tahun dinilai hanya bersifat temporer. Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Aria Bima, Rabu (28/12/2022).
“Jelang tahun baru ini situasi harga relatif tidak normal. Memang ada kebutuhan pokok yang relatif tidak stabil, ada yang naik dan ada yang turun,” katanya.
Meski demikian, ia tidak yakin Indonesia akan mengalami krisis pangan. Hal tersebut mengingat sejauh ini stok dalam keadaan aman. Sehingga ia meminta kepada masyarakat agar tidak perlu khawatir akan ketersediaan bahan pokok.
“Saya optimistis kalau pangan tidak akan kekurangan. Hanya kedelai dan terigu (produk impor), situasi pandemi COVID-19 kan pelayaran belum normal,” ujarnya.
Saat ini pihaknya bersama dengan pemerintah masih mencari terobosan agar akses pengiriman tidak terkendala.
Dia pun berharap permasalahan terkait harga terigu dan kedelai cepat teratasi. Meski demikian, untuk produksi dalam negeri ia memperkirakan dalam kondisi aman.
Terlebih saat ini pemerintah memberikan subsidi khusus logistik, termasuk transportasi kereta api. Sehingga ia berharap langkah tersebut mampu meminimalisasi diferensiasi harga yang tinggi antardaerah.
“Prinsip Pancasila berkeadilan, termasuk menyiapkan kebutuhan pokok, satu kesatuan ekonomi. Pemerintah Jokowi mampu membuat interkoneksi dengan laut, udara, darat dengan cara yang baik,” terangnya.
Selain kebutuhan pokok, dikatakannya, transportasi publik juga menjadi perhatian Komisi VI DPR RI.
“Sebelum reses saya kumpulkan BUMN transportasi, di komisi VI untuk mengecek. Ada 63 juta orang yang melakukan mobilitas di seluruh Indonesia (pada akhir tahun), kemudian penerbangan ada 3,6 juta. Jadi tidak hanya memprioritaskan orang tapi juga logistik,” tandasnya.
Editor : Dhefi Nugroho