Solo — Kasus pembunuhan yang menimpa pelajar SMP di Sukoharjo menggemparkan tanah air. Bocah belia berinisial ERJ (14) itu meregang nyawa secara tragis dibunuh teman kencannya setelah bertemu melalui aplikasi pesan Michat. Kasus ini, mendapat sorotan dari Sosiolog Universitas Sebelas Maret (UNS), Drajat Tri Kartono.
“Ini menjadi salah satu fenomena network society atau biasa disebut NS. Di sini ketika terjadi network society orang itu terhubung, tiba-tiba, dengan jutaan orang melalui internet secara online. Sebelum ada fenomena ini, hubungan orang tua dengan anak sangat intim. Namun, dengan adanya fenomena NS ini anak muda cenderung mencurahkan perasaannya melalui online. Banyak wadahnya, aplikasi online lainnya,” terang Drajat saat ditemui wartawan di kediamannya, Kamis (26/1).
Menurutnya, dampak dari NS ini membuat jurang pemisah antara kedekatan anak dan orang tua makin lebar. Sehingga, orang tua tidak mampu mengikuti perkembangan buah hatinya.
“Apalagi, jika orang tuanya ini tak memiliki kemampuan teknologi. Makin menjauhkan lagi, hubungan orang tua dan anak. Perkembangannya seperti apa?. Teman dekatnya seperti apa?. Perilakunya bagaimana?. Itu semua harus diketahui orang tua agar mengetahui seperti apa keinginan anaknya,” jelas Drajat.
Salah satu indikator yang dapat diketahui, kata Drajat, semakin banyak orang mengakses anak itu, sebenarnya semakin sendirian.