Solo — Pemerintah Kota (Pemkot) Solo resmi membuka objek wisata Solo Safari, Jumat (27/1). Pembukaan Solo Safari fase satu yang selesai direvitalisasi bekerja sama dengan Taman Safari ini dilengkapi 87 spesies Satwa endemik.
Peresmian dihadiri Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa, KGPAA Mangkunegara X, Ketua Yayasan Konservasi Margasatwa Indonesia (YKMI) Agus Santoso, Deputi Direktur Taman Safari Indonesia, Hans Manansang.
Peresmian dilakukan secara simbolis dengan pemukulan gong oleh Gibran. Usai peresmian Gibran melakukan atraksi melepaskan burung Elang bondol. Burung usai dilepas tidak mau hinggap di tangan kanan gibran.
Setelah tiga kali berputar-putar di pohon akhirnya burung Elang bondol bernama Eko akhirnya hinggap di tangan Gibran dan mendapatkan tepuk tangan meriah penonton.
“Ini merupakan kawasan wisata hiburan dan edukasi satwa. Solo Safari menjadi ikon baru di Solo dan diharapkan bisa membuat wisatawan tinggal lebih lama di Solo,” kata
Ketua Yayasan Konservasi Margasatwa Indonesia (YKMI) Agus Santoso mengatakan, Solo Safari.
Ia menyebut Solo Safari ini memiliki luas 13,9 hektar. Dengan ini diharapkan turis dalam negeri dan luar negeri bisa tinggal berlama-lama di Solo untuk berwisata.
Ia mengatakan harga tiket masuk mulai dari Rp 30.000, pengunjung sudah dapat menjelajahi dan berinteraksi lebih dekat dengan satwa dari seluruh dunia. Solo Safari buka setiap hari pukul 08.30-16.30 WIB untuk Senin-Jumat, dan pukul 08.00-16.30 WIB untuk Sabtu-Minggu dan hari libur nasional
“Solo Safari ini dulunya bernama TSTJ (Taman Satwa Taru Jurug). Sekarang hadir dengan konsep baru dan modern berdasarkan standar Taman Safari Indonesia,” katanya.
Ia menambahkan Kebun binatang terbesar di Kota Bengawan ini menghadirkan lebih dari 347 satwa, dengan total 87 spesies satwa endemik Indonesia yang terancam punah dan dilindungi.
Editor : Dhefi Nugroho