Wonogiri — Pelayanan pembuatan SIM baru atau perpanjangan bakal lebih didekatkan ke masyarakat pelosok kecamatan di Wonogiri. Disebut, seluruh perangkat atau sarpras ujian SIM bakal dibawa untuk program tersebut.
“Salah satu program saya adalah pendekatan pelayanan SIM di wilayah pelosok Wonogiri. Ini salah satu program saya untuk eksternal,” ujar Kapolres Wonogiri AKBP Andi Muhammad Indra Waspada Amirullah, Jumat (27/1).
Oleh sebab itu menurut Kapolres, pihaknya bakal melakukan koordinasi dengan para camat dan stakeholder lainnya untuk menyebarluaskan informasi itu. Selain itu, untuk fasilitas pendukung seperti sarana ujian SIM juga akan dibawa ke lokasi pemohon SIM. Titik lokasi pelayanannya dipusatkan di lokasi kecamatan.
“Awalnya saya dapat informasi, kalau pemohon SIM jarak tempuhnya dari rumah sampai kantor Satpas SIM di Singodutan, Selogiri bisa mencapai dua jam. Nah, inilah yang mendasari program saya,” ujarnya.
“Tentunya nanti kita bakal coba berkoordinasi dengan camat setempat. Saat ada sejumlah warga yang mau membuat SIM dikoordinasikan. Kita bisa datang ke sana,” katanya.
Saat sudah ada data warga yang akan membuat SIM, maka hal itu segera dikoordinasikan dan ditentukan tanggal pelayanan. Dia juga menegaskan biaya pembuatan SIM bakal dibuat setransparan mungkin.
“Jadi nanti di sana kita siapkan juga tempat untuk ujian teori dan juga praktiknya,” paparnya.
AKBP Indra menyebut, esensi dari kepemilikan SIM adalah kompeten dalam berkendara. Karena itu, permohonan SIM baru harus lewat ujian yang ada.
“Program ini kita lakukan untuk mendekatkan pelayanan masyarakat. Saya kan baru menjabat, dan setelah saya pelajari, wilayah Wonogiri ternyata sangat luas,” kata dia.
Tak hanya itu, AKBP Indra juga bakal menerapkan program internal dan eksternal saat bertugas. Untuk program internal, dia merumuskan konsep Wonogiri SUPER (Santun, Unggul, Prediktif, Empati dan Religius). Diharapkan, anggota Polres Wonogiri menjadi polisi yang santun, unggul, prediktif, empati dan religius.
Sementara untuk program eksternal Indra terinspirasi filosofi Raden Mas Said Tiji Tibeh (Mati siji mati kabeh) dan menerapkan filosofi Tiji Tibeh yang merupakan akronim Tertib Siji Tertib Kabeh.
Kegiatan turunannya berupa program menjaga kenyamanan keharmonisan Wonogiri, mengajak masyarakat tertib berlalu lintas, bhabinkamtimas yang edukatif, menampung aspirasi masyarakat hingga kegiatan baksos.
Editor : Dhefi Nugroho