Surabaya – Kampus STIESIA Surabaya melaksanakan Ujian Terbuka Program Doktor Ilmu Manajemen. Sidang dipimpin langsung oleh Ketua Program Studi S3 Doktor Ilmu Manajemen, Prof. Dr. Budiyanto, MS. Serta tim penguji terdiri dari Prof. Dr. Mts. Arief, MM, MBA (Program Doktor Riset Manajemen Universitas Binus), Dr. Suwitho, MSi, Dr. Suhermin, MM, Dr. Ikhsan Budi, MSi serta Dr. Khuzaini, MM.
Ginanjar Rahmawan, sebagai dosen yang sering membuat konten riset dan skripsi melalui youtube maupun instagram, memaparkan kebaruan/novelty berupa variabel Customer-fit Reconfiguring Capability, yang merupakan sistesis dari Resource Advantages Theory of Competition.
“Setelah bergelar Doktor, Ginanjar Rahmawan agar banyak melakukan riset dan segera mengurus kepangkatan ke jenjang Profesor” ucap Ketua STIESIA, Dr. Nur Fadjri Asyik.
Novelty riset Ginanjar, telah mendapatkan Sertifikat HAKI sebagai Hak Cipta yang dimiliki sebagai luaran/produk dari riset. Selain itu, riset Ginanjar juga sudah dinyatakan accepted pada Jurnal Internasional Terindek Scopus.
Ginanjar Rahmawan dinyatakan lulus dengan Pujian/Cum Laude (IPK 3.93) dan masa studi 4 tahun. Kini, Ginanjar Rahmawan menyandang sebagai Doktor Ilmu Manajemen Pemasaran.
Ujian Terbuka juga dihadiri oleh Ketua Senat UNS, Prof. Adi Sulistiyono SH. MH., Direktur Reputasi Akademik dan Mahasiswa, Dr. Sutanto DEA, Rektor UNSA Dr. Rio Arya Sulendra, Ketua STIE YKPN Jogja Dr. Wisnu Pragojo, Wakil Dekan FIKM Nur Alis, PhD, Guru Besar UBHARA Prof. Enny serta keluarga besar STIE Surakarta.
“Customer-fit Reconfiguring Capability ini menjadi perilaku penting bagi seorang sales/tenaga pemasaran, agar mampu memberikan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Sehingga sales memiliki kinerja yang baik dan memiliki kompetitif advantages dari sales lainnya,” kata Ginanjar.
Sidang Terbuka bertujuan untuk menguji Promovendus Ginanjar Rahmawan dalam mempertahankan hasil karya ilmiahnya dalam desertasi.
“Ujung tombak perusahaan adalah sales, sebagai representative suatu bisnis. Jangan sampai konsumen kecewa karena sales perusahaan tidak memberikan produk yang dibutuhkan konsumen,” tandas Ginanjar.
Editor : Dhefi Nugroho