Timlo.net—Penggunaan chatbot artificial intelligence (AI) semakin bertambah dari hari ke hari. Tren itu dimulai dari ChatGPT, chatbot AI yang dibuat dengan OpenAI. Kehadiran ChatGPT mengubah dan membentuk kembali internet. Dalam upaya mengikuti tren, Google baru-baru ini mengumumkan jika mereka sedang menggarap chatbot mereka sendiri, Bard. Banyak pihak berpendapat jika ChatGPT akan digantikan oleh Bard, tapi rupanya beberapa pegawai Google mempermasalahkan rilis chatbot itu.
Bard, chatbot AI dari Google menyebabkan kerugian sebesar 100 miliar dollar karena menyediakan jawaban yang salah selama sebuah acara promosi. Situasi itu tidak hanya membuat para investor kecewa tapi juga membuat para pegawai Google kesal. Mereka mengungkapkan ketidakpuasan kinerja Bard pada papan pesan internal perusahaan itu. Beberapa pegawai bahkan mengkritik CEO Google, Sundar Pichai, tulis Gizmo China, Minggu (12/2).
Beberapa pegawai berkata jika mereka tidak tahu jika ada acara itu. Seorang pegawai menulis dalam papan pesan internal jika pengumuman Bard dan pemberhentian pekerja massal terkesan terburu-buru, merusak dan buram. Pegawai lain membandingkan suasana bekerja di Google tahun lalu seperti berada di tempat pembakaran sampah dan kuatir dengan reputasi perusahaan itu.
Pada Desember 2022, Sundar dan kepala AI Google, Jeff Dean dikabarkan kuatir dengan risiko merilis alat AI terlalu awal. Tapi, perusahaan itu berubah pendapat setelah alat ChatGPT mulai digunakan secara luas. Mereka meminta bantuan pendiri Google, Larry Page dan Sergey Brin untuk mengembangkan chatbot AI Itu.
Bard tidak akan tersedia dalam beberapa minggu awal. Tapi melihat Microsoft berusaha mengintegrasikan chatbot AI buatan mereka ke dalam mesin pencarian Bing, Google rupanya tidak mau kalah. Mereka mengumumkan Bard lebih awal dari rencana.
Editor : Ranu Ario