SOLO — Penguasa Pura Mangkunegaran, KGPAA Mangkunegara X menghadiri Hajad Dalem Tingalan Jumenengan ke-19 SISKS Paku Buwono (PB) XIII Hangabehi di Sasana Sewaka Keraton Kasunanan, Solo, Kamis (16/2) Siang.
Kedatangan Gusti Bhre Cakrahutomo itu menandai kembali keterlibatan Pura Mangkunegaran dalam acara Tingalan Dalem Jumenengan setelah puluhan tahun absen.
“Terakhir waktu MN IX. Tahun sekitar 1990-an. Suro juga, sore itu Sinuhun tindak Mangkunegaran, tengah malam MN IX rawuh juga,” terang Pengageng Parentah Keraton Kasunanan, KGPAA Dipo Kusuma kepada wartawan.
Dikatakan, kedatangan Gusti Bhre ke Tingalan Dalem Jumenengan merupakan bagian dari sinergitas antar kerajaan di Indonesia yang tergabung dalam Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN).
Tujuannya adalah untuk menghimpun kembali berbagi informasi adat dan tradisi masa lalu agar tidak kehilangan jati diri bangsa.
“Karena banyak di beberapa wilayah di Indonesia ada lembaga tradisi diantaranya biksu adat dan sebagainya. Itukan sebagai wujud daripada realitas budaya bangsa. Lha ini juga menghimpun kembali supaya jangan sampai kehilangan jati diri bangsa,” jelasnya.
Sementara itu Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) GKR Wandansari atau Gusti Moeng mengatakan, jika sinergitas yang terjalin antar kerajaan di Nusantara sudah ada sejak lama. Namun beberapa kerajaan sempat tidak datang dalam acara-acara tertentu karena dinilai Keraton Kasunanan Surakarta menyalahi adat.
“Dari dulu memang begitu, waktu Sinuhun XIII juga begitu, waktu saya gak ada juga begitu. Tapi yang tahu adat dan hukum mereka tidak datang. Datang baru hari ini meski baru 15 kerajaan,” ungkapnya.
Putri PB XII itu pun berharap agar kondisi sejuk yang sudah ada di dalam Keraton Kasunanan saat ini bisa bertahan.
“Ya sejuk terus sak jekke (seterusnya) jangan ada masalah lagi,” katanya.
Editor : Dhefi Nugroho