Wonogiri — Selama kurun waktu dua bulan belakangan ini sejumlah warga Wonogiri terpapar demam berdarah dengue (DBD). Penderita tersebut tersebar dibeberapa kecamatan.
“Sejak awal tahun sampai Februari ada delapan penderita DBD,” ujar Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Wonogiri Satyawati Prawirohardjo mewakili Kepala Dinkes Wonogiri Setyarini, Senin (6/3).
Dijelaskan, delapan penderita DBD itu tersebar di sejumlah kecamatan. Di Kecamatan Wonogiri Kota dan Wuryantoro terdapat masing-masing dua kasus.
Sementara itu, di Kecamatan Slogohimo juga ada temuan dua kasus. Di Kecamatan Kismantoro dan Pracimantoro masing-masing ada temuan satu kasus. Meski begitu, tidak ada penderita yang meninggal dunia.
Menurut dia, temuan kasus DBD biasa ditemui saat iklim dan suhu mendukung berkembangnya nyamuk aedes aegepty yang menjadi penyebab DBD. Misalnya saat usai musim penghujan di mana ada genangan air yang menggenang tenang di suatu tempat.
“Kewaspadaan DBD itu harus di segala musim. Tapi saat penghujan pencegahan harus lebih intens,” katanya.
Setyawati menjelaskan, Indonesia adalah salah satu negara di Asia Tenggara yang endemis DBD. Meski ada temuan kasus, tidak ada status KLB di Wonogiri. Adapun jurus kata Setyawati untuk pencegahan DBD adalah PSN 3M plus.
Ditambahkan, dari data Dinkes Wonogiri, sepanjang 2022 lalu tercatat ada 109 kasus DBD. Dari ratusan kasus itu, tiga penderita meninggal dunia.
“Masyarakat kami minta untuk melakukan itu. Apalagi di musim penghujan, harus lebih intensif,” tandasnya.
Editor : Dhefi Nugroho