Sukoharjo — Para petani yang tergabung dalam program Sentra Pemberdayaan Tani di Desa Sanggang, Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo kini bisa sumringah. Sebab, upaya budidaya pohon durian yang dilakukannya sejak empat tahun lalu kini sudah terlihat hasilnya.
“Kami merasa bangga pada petani durian di Desa Sanggang karena dengan tekun merawat pohon durian sehingga dapat berbuah dengan baik. Harapan ke depan Desa Sanggang akan menjadi desa unggulan berbasis hortikultura tanaman buah-buahan unggul, pemerintah daerah juga siap memfasilitasi agar Desa Sanggang menjadi desa agrowisata dengan produk unggulan buah durian,” ucap Bupati Sukoharjo Etik Suryani, Senin (6/3/2023).
Sementara itu, pendamping kegiatan penanaman durian dari Yayasan Obortani Semarang Hendrik Simarmata mengatakan, pengembangan atau budidaya durian di Desa Sanggang ini sudah mulai dilakukan sejak tahun 2019. Keberhasilan program ini tidak terlepas dari bantuan hibah dari CSR PT Pertamina.
“Pendampingan kita lakukan mulai dari penyediaan bibit, penanaman, perawatan, dan panen, bahkan jika petani kesulitan menjual hasil panen kita akan bantu menjualkan,” katanya.
Hendrik menjelaskan, durian yang di tanam tahun 2019 yang lalu jumlahnya sebanyak 2.000 batang durian yang terdiri dari varian durian duri hitam, musangking, bawor, montong dan D24, dan ada 1.500 batang tanaman alpukat unggul. Adapun luasan untuk program penanaman ini seluas 20 ha.
Ketua Kelompok Tani Krido Mukti Joko Santoso menambahkan, durian di Sanggang di jual tidak glonggongan, melainkan dengan ditimbang. Harga durian jenis duri hitam ini dijual dengan harga Rp500 ribu per kilo, jenis musangking Rp300 ribu per kilo, bawor Rp100 ribu per kilo, montong dan D24 dengan harga Rp80 ribu per kilo.
“Panenan kelompok tani kami belum banyak, karena tanaman masih baru belajar berbuah, kami harapkan musim depan dengan bantuan pendampingan kami bisa panen lebih banyak lagi dari saat ini,” tandasnya.
Editor : Dhefi Nugroho