Karanganyar — DPD Partai Golkar Jawa Tengah mengusulkan penetapan Jenderal Besar Soeharto sebagai pahlawan nasional. Presiden ke-2 RI tersebut dinilai pantas menyandang gelar tersebut.
Ketua DPD Partai Golkar Jateng, Panggah Susanto mengatakan hal itu di hadapan sekitar 350 kader Partai Golkar se-Jawa Tengah, dalam apel memperingati Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret) 1966, Sabtu (11/3) di pelataran Astana Giribangun. Lokasi itu tempat dimakamkannya Soeharto, istri dan keluarganya.
Selain apel, digelar juga ziarah ke makam HM Soeharto dan istri Tien Soeharto, di Astana Giribangun.
Menurut Panggah, gelar Bapak Pembangunan dan Pahlawan Nasional pantas dianugerahkan pada presiden ke-2 RI tersebut. Dia menyebut Soeharto memiliki jasa besar dalam memajukan bangsa dan negara Indonesia.
Dalam mengemban amanat Supersemar, lanjutnya, Jenderal TNI (Purn) itu dinilai berhasil menumpas pemberontakan G30S PKI.
“Itu adalah keberhasilan secara politis untuk mempertahankan ideologi Pancasila sebagai dasar dan falsafah bangsa. Andaikan waktu itu PKI menang, Pancasila akan diganti paham komunis,” tegasnya.
Hal yang sama juga disampaikan Sekretaris Partai Golkar Jateng, Juliyatmono. Bupati Karanganyar itu menyatakan, Partai Golkar Jateng akan mengusulkan kepada pemerintah agar Soeharto dianugerahi gelar pahlawan nasional.
Menurut dia, Supersemar adalah kepercayaan dan tanggung jawab yang diemban Soeharto.
“Dengan Supersemar beliau (Soeharto-Red) melaksanakan dengan penuh tanggung jawab membangun Indonesia,” tegasnya.
Ketua penyelenggara apel memperingati Supersemar 1966, Yusuf Hidayat mengajak seluruh kader Partai Golkar mencari hikmah dalam perjalanan kehidupan bangsa yang telah terjadi pada masa lalu.
Menurut Wakil Ketua DPD Partai Golkar Jateng yang membidangi agama dan kerohanian tersebut, dengan mengambil hikmah peringatan Supersemar, akan berguna untuk kewaspadaan masa depan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 45.
“Kita semua tidak boleh lupa dengan perjalanan sejarah Partai Golkar. Dengan apel ini akan mengingatkan jejak sejarah Partai Golkar dalam membangun negeri,” tegas Yusuf Hidayat saat memberikan laporan.
Editor : Dhefi Nugroho