Karanganyar — Kondisi jasad mbah Satiyem yang terpotong diduga akibat terjerat di aliran sungai.
Argumen ini dikuatkan hasil autopsi RSUD Dr Moewardi Solo.
Berdasarkan hasil autopsi yang dilakukan, korban merupakan seorang wanita, dengan tinggi badan 120 cm dan perkiraan usia lebih dari 50 tahun. Menurut dr Heratri Wikan Nur Agusti, Spesialis forensik RSDM Solo, kerusakan tubuh korban dialami setelah meninggal dunia.
Dia juga menjelaskan dari hasil autopsi tidak ditemukan luka sebelum kematian. Terpisahnya bagian kaki kanan korban disebabkan karena sebelumnya kaki terlilit satu benda yang menyebabkan terjadinya tarikan. Akibatnya kaki korban terputus.
“Korban diperkirakan meninggal dunia dua hari sebelum pemeriksaan forensik dilakukan pada Kamis (23/3),” katanya, Senin (13/3).
Dia juga mengatakan potongan tubuh yang ditemukan bukan merupakan korban mutilasi. Jika korban mutilasi bagian tubuh yang terpotong sangat rapi. Sedangkan bagian kaki yang ditemukan di lokasi Grojogan Sewu tidak rapi.
Sebagaimana diberitakan, potongan tubuh yang ditemukan di sungai Grojogan Sewu ternyata seorang nenek asal Desa Blumbang Tawangmangu. Ia terjatuh ke sungai saat hujan deras.
Editor : Dhefi Nugroho