Solo – Kota Solo dipilih menjadi lokasi perkumpulan Reformasi Humanis Etika Madani (Rhema). Acara yang dikemas dalam bentuk Ngopi Kebangsaan ini digelar pada 18 Maret 2023 mendatang.
“Solo menjadi penting bagi pembicaraan yang terkait dengan tema-tema kebangsaan, kemajemukan, dan kerukunan kehidupan antar warganya,” ucap Ketua Umum Rhema, Dwi Urip Premono, Rabu (15/3/2023).
Menurutnya, Kota Solo merupakan salah satu pusat kebudayaan Jawa yang menjunjung tinggi harmoni pada setiap hubungan personal maupun sosial. Selain itu, Kota Solo dan kabupaten sekitarnya juga menjadi contoh bagaimana warganya dengan latar belakang agama dan golongan yang berbeda namun dapat hidup rukun, tepo seliro. Bahkan bekerja sama menciptakan suasana yang harmonis.
Dalam acara Ngopi Kebangsaan ini mengambil tema Mendudah Nilai-nilai Spiritualitas dan Kearifan Lokal untuk Membangun dan Merawat Kerukunan Kehidupan Antar umat Beragama di Solo Raya.
Para tokoh agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa tersebut akan berdiskusi, menyampaikan nilai-nilai spiritualitas yang terkandung di dalam ajaran agama dan kepercayaan masing-masing bukan untuk disamakan melainkan bisa dibersamakan untuk dikontribusikan sebagai landasan moral bangsa.
“Acara ini merupakan kegiatan rutin dua bulanan yang diadakan oleh RHEMA di berbagai daerah di Indonesia, berupa simposium para tokoh agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,” jelas dia.
Para narasumber yang akan tampil di acara tersebut yakni Dr. Aloys Budi Budi Purnomo, Pr dari unsur Katolik. Aloys Budi Purnomo adalah pengajar program doktor ilmu lingkungan Unika Soegijapranata Semarang.
Lalu narasumber dari unsur Kristen adalah Retno Ratih pendeta GKJ Manahan Solo. Sedangkan dari unsur Islam adalah K. H. M. Mashuri, Ketua PCNU Kota Solo, unsur penghayat adalah Sugito dari Dewan Pengurus Sapta Darma Solo.
Selain itu, dari unsur Hindu adalah Ida Bagus Komang Suarnawa selaku Ketua PHDI Kota Surakarta, unsur Budha adalah Bhikkhu Dammamitto, Bhikkhu Pembina Umat Buddha Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kemudian dari unsur Khonghucu adalah Tjhie Mursid Djiwatman dari Dewan Rohaniawan Matakin Solo. Ketua Umum RHEMA Dwi Urip Premono akan bertindak sebagai moderator dalam forum tersebut. Sedangkan sebagai Ketua Tim Perumus adalah Prof. Dr. Sihol Situngkir selaku guru besar Universitas Jambi.
Acara ini akan dibuka oleh Wakil Wali Kota Surakarta, Teguh Prakosa dan rencananya akan dihadiri pula oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah H. Taj Yasin Maimoen.
Undangan yang akan menghadiri acara ini adalah para tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pendidikan, dan pemerhati kebangsaan di Solo dan sekitarnya serta berbagai daerah lain di Indonesia.
Grojogan Sewu, penemuan mayat, forensik, polres karanganyar,
Forensik Ungkap Penyebab Putusnya Kaki Jasad Lansia di Grojogan Sewu
Karanganyar — Kondisi jasad mbah Satiyem yang terpotong diduga akibat terjerat di aliran sungai.
Argumen ini dikuatkan hasil autopsi RSUD Dr Moewardi Solo.
Berdasarkaan hasil autopsi yang dilakukan, korban merupakan seorang wanita, dengan tinggi badan 120 cm dan perkiraan usia lebih dari 50 tahun. Menurut dr Heratri Wikan Nur Agusti, Spesialis forensik RSDM Solo, kerusakan tubuh korban dialami setelah meninggal dunia.
Dia juga menjelaskan dari hasil autopsi tidak ditemukan luka sebelum kematian. Terpisahnya bagian kaki kanan korban disebabkan karena sebelumnya kaki terlilit satu benda yang menyebabkan terjadinya tarikan. Akibatnya kaki korban terputus.
“Korban diperkirakan meninggal dunia dua hari sebelum pemeriksaan forensik dilakukan pada Kamis (23/3),” katanya, Senin (13/3).
Dia juga mengatakan potongan tubuh yang ditemukan bukan merupakan korban mutilasi. Jika korban mutilasi bagian tubuh yeng terpotong sangat rapi. Sedangkan bagian kaki yang ditemukan di lokasi Grojogan Sewu tidak rapi.
Sebagaimana diberitakan, potongan tubuh yang ditemukan di sungai Grojogan Sewu ternyata seorang nenek asal Desa Blumbang Tawangmangu. Ia terjatuh ke sungai saat hujan deras.
Editor : Dhefi Nugroho