Wonogiri — Ratusan kasus penyakit lumpy skin disease (LSD) ditemukan menjangkiti hewan ternak di 17 kecamatan di Wonogiri. Pemkab disebut tidak akan menutup pasar hewan.
“Kita belum menginstruksikan penutupan pasar hewan. Kita lebih sepakat ini menjadi ruang pemahaman dan edukasi pada publik,” kata Bupati Wonogiri Joko Sutopo, Rabu(15/3).
Dijelaskan, adanya kasus LSD, otomatis pasar hewan cenderung sepi. Menurut dia, tak banyak pedagang hewan yang membawa dagangannya ke pasar hewan.
Menurut dia, pola-pola penanganan hewan ternak yang terpapar LSD sudah dikomunikasikan Dinas Kelautan, Perikanan Dan Peternakan (Dislapernak) Wonogiri. Dia berharap, LSD bisa tertangani dengan baik.
“Kami mengimbau agar masyarakat untuk tidak membawa sapi sakit ke pasar hewan,” jelasnya.
Terpisah, Kepala Dislapernak Wonogiri Sutardi mengatakan, per Rabu (15/3),tercatat ada 344 kasus LSD tersebar di 17 kecamatan.Lalu,355 diantaranya adalah kasus aktif. Kemudian, tujuh diantaranya sembuh dan dua kasus mati.
“Kita lakukan tindakan pengobatan. Ada petugas yang keliling dan ada juga laporan dari peternak,” kata dia.
Ditambahkan, pihaknya meminta agar peternak segera melaporkan ke petugas jika ada sapi yang diduga terpapar LSD. Dengan begitu, penanganan bisa dilakukan. LSD adalah penyakit kulit yang menjangkit hewan ternak, dengan ciri-ciri kulit bentol-bentol.
“Untuk daging hewan yang terkena LSD masih bisa dikonsumsi manusia jika dimasak dengan benar sebab LSD bukan penyakit zoonosis, tapi jeroannya tidak boleh dikonsumsi,” tandasnya.
Editor : Dhefi Nugroho