Timlo.net — Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah Sumarno meminta para mahasiswa mewaspadai penyebaran paham radikalisme dan terorisme melalui media sosial (Medsos). Pada era digital, berbagai informasi yang belum tentu bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya mudah disebarluaskan kepada siapapun melalui media sosial dan gadget.
“Radikalisme adalah bahaya laten, atau tidak kelihatan, sehingga harus diwaspadai. Dan yang menjadi sasaran adalah usia adik-adik ini (mahasiswa). Usia yang sedang semangat- semangatnya mencari jatidiri. Sehingga adik-adik harus pintar memfilter berbagai informasi,” kata Sekda Jateng Sumarno, saat menjadi pembicara kunci kuliah umum kebangsaan bertema “Bahaya Virus Propaganda Radikalisme Terorisme di Media Sosial, Senin (20/3/2023).
Dalam kegiatan kuliah umum yang diselenggarakan di Sport Hall Unika Soegijapranata, Semarang, Sekda Sumarno menjelaskan, di era digitalisasi berbagai informasi yang masuk melalui media sosial maupun gadget akan dengan mudah disebarluaskan kepada siapapun hanya dengan sekali pencet. Seorang bisa mengirim berita atau informasi kepada banyak orang tanpa menyaring ataupun konfirmasi tentang kebenaran informasi.
“Kalau dahulu sebelum ada media massa, jika akan berkomunikasi harus ngomong atau mengumpulkan orang, sekarang hanya sekali pencet dengan jari. Bahkan memfitnah sekarang bisa tidak dengan mulut tetapi dengan jari,” ujarnya.
Sekda meminta semua mahasiswa serta generasi muda lainnya berhati-hati dengan berbagai informasi yang ada, terlebih jika akan menyebarkannya. Tanpa mengklarifikasi berarti mereka telah berperan ikut melakukan fitnah. Mahasiswa dan generasi muda harus bisa menyaring informasi, karena sebuah berita atau informasi yang sedang viral sekalipun, belum tentu benar.