Klaten — Masjid Agung Puluhan atau biasa disebut Masjid Tiban, masjid kuno peninggalan Sunan Kalijaga pada saat penyebaran agama Islam, di Pulau Jawa. Masjid di Desa Puluhan, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten ini masih berdiri kokoh, dengan banyak benda bersejarah.
“Masjid ini berdiri sejak dulu, diberi nama Masjid Tiban, karena dulu tidak ada apa apa, belum ada warga, tahu-tahu ada masjid, ya terus diberi nama Masjid Tiban,” kata Muhammad Munir (68), Imam Masjid, saat ditemui di Masjid Agung, Desa Puluhan, Kecamatan Trucuk, Klaten, Sabtu (25/3) siang.
Masjid kuno peninggalan jaman Sunan Kalijaga, diketahui berdiri sejak tahun 1914 M. Peninggalan syiar Islam di Tanah Jawa ini, masih berdiri kokoh, namun sudah melalui berbagai renovasi, meski demikian tidak merubah ciri khas peninggalan Sunan Kalijaga.
“Dulunya sini itu, kiri kanan hutan, banyak pepohonan, berbagai pohon ada. Masjid ini berdiri dengan ciri khasnya itu, peninggalan Sunan Kalijaga sendiri, ada kubah, bedug, tempat tidur, mimbar, dan padasan (gentong tempat wudhu),” ungkapnya.
Menurut Munir, saat kita masuk ke dalam masjid, maka akan menjumpai soko atau penyangga yang terbuat dari kayu cukup besar berjumlah delapan tiang.