Yogyakarta — Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PP Muhammadiyah) menyayangkan adanya aksi unjuk rasa di Universitas Muhammadiyah Madiun (UMMAD).
“Karena persoalan yang menjadi tuntutan para mahasiswa dalam unjuk rasa itu bisa didialogkan bersama pimpinan universitas secara baik-baik, pimpinan selalu terbuka terhadap aspirasi dari siapa pun,” ucap Ketua PP Muhammadiyah KH. Dahlan Rais, dalam Konferensi Pers di Kantor Majelis Diktilitbang Yogyakarta, baru-baru ini.
Saat ini, Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah sudah mempelajari semua tuntutan dan isu yang berkembang dalam aksi unjuk rasa mahasiswa UMMAD tersebut. Pimpinan Muhammadiyah juga sudah meminta laporan dari sejumlah pihak terkait aksi tersebut.
“Dari kesimpulan sementara, didapati bahwa tuntutan yang disampaikan pengunjuk rasa itu lebih banyak tidak adanya kesesuaian dengan kondisi dan perkembangan yang sebenarnya. Karena itulah PP Muhammadiyah mengajak semua pihak mengedepankan tabayun (dialog),” terangnya.
Hadir dalam kesempatan konferensi pers tersebut diantaranya Wakil Ketua Majlis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Khudzaifah Dimyati, Ketua Lembaga Bantuan Hukum Pimpinan Pusat Muhammadiyah (LBH PP Muhammadiyah) Taufiq Nugroho, serta Wakil Ketua PDM Madiun Warsito.
Sementara itu, Ketua Lembaga Bantuan Hukum Pimpinan Pusat Muhammadiyah (LBH PP Muhammadiyah), Taufiq Nugroho menambahkan, pihaknya menghargai segala aspirasi mahasiswa. Namun ia mengingatkan, aspirasi yang disampaikan harus dengan baik dan informasinya harus akurat.
“Sehingga tidak menjurus fitnah. Kalau informasi itu mengandung fitnah, tentu akan bisa masuk tanah delik pidana,” katanya.
Dalam hal ini pihaknya akan mendalami video yang tersebar di media, dan merekomendasikan kepada pihak UMMAD untuk membentuk tim etik guna menangani permasalahan tersebut.
“Namun ketika nanti kita panggil dan nyatanya tidak benar dan tetap terus menyebarkan informasi tidak benar, kami akan lakukan tindakan hukum,” tegasnya.
Di sisi lain Diktilitbang PP Muhammadiyah akan tetap mempertahankan manajemen baru di UMMAD sesuai surat keputusan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sebagaimana diketahui, sebelumnya puluhan mahasiswa yang tergabung dalam BEM UMMAD melakukan demonstrasi di halaman Kampus. Mereka menuntut Rektor UMMAD Prof. Dr. Sofyan Anif, M.Si dicopot dari jabatannya.
Sebab mahasiswa menilai, kepemimpinan Sofyan telah mencederai intelektualitas kampus. Oleh karena itu, mahasiswa sengaja mengusung keranda mayat dengan ditulisi ‘RIP Intelektualitas’. Keranda itu sebagai simbol matinya intelektualitas di Kampus UMMAD.
Editor : Dhefi Nugroho