Timlo.net—Elon Musk telah mengumumkan keputusannya untuk mundur dari posisi CEO Twitter, memicu gelombang antisipasi untuk penggantinya. Pemilik perusahaan teknologi tersebut sebelumnya telah menyebutkan bahwa dia akan mengundurkan diri dari posisi tersebut.
Meskipun identitas CEO baru belum diumumkan secara resmi, Musk telah mengungkapkan bahwa dia telah merekrut seorang eksekutif untuk posisi tersebut. Elon beralih ke peran barunya sebagai ketua eksekutif dan kepala teknis. Spekulasi muncul, dengan Linda Yaccarino, seorang eksekutif periklanan dari NBCUniversal, muncul sebagai kandidat yang menonjol untuk memimpin Twitter.
Menurut pemberitaan, periklanan adalah keahlian Linda Yaccarino. The Wall Street Journal melaporkan bahwa Linda Yaccarino, yang dikenal karena dukungannya untuk menemukan metode yang lebih baik dalam mengukur efektivitas periklanan, sedang dalam pembicaraan untuk mengambil posisi CEO Twitter. Yaccarino telah menunjukkan kekagumannya pada Musk di masa lalu, dan penampilan bersama mereka di acara industri periklanan telah memicu spekulasi tentang potensi kolaborasi mereka.
Excited to announce that I’ve hired a new CEO for X/Twitter. She will be starting in ~6 weeks!
My role will transition to being exec chair & CTO, overseeing product, software & sysops.
— Elon Musk (@elonmusk) May 11, 2023
Selama menjabat sebagai CEO, langkah-langkah yang diambil Elon Musk di Twitter selama ini menuai gejolak dari masyarakat. Elon mengambil tindakan berani, termasuk pemecatan tim eksekutif dan pembubaran dewan direksi.
Kebijakan moderasi konten yang lebih longgar yang diambil Elon dipuji oleh beberapa pihak, tapi juga menimbulkan kekhawatiran tentang ujaran kebencian dan penyebaran informasi yang salah. Akibatnya, beberapa pengiklan telah memilih untuk menjauh dari platform tersebut. Twitter telah mencoba untuk menyeimbangkan ini dengan mengeksplorasi model pendapatan berlangganan, tulis Gizmo China, Jumat (12/5).
Meskipun Musk tidak lagi menjabat sebagai CEO, pengaruhnya yang signifikan terhadap aspek teknologi Twitter kemungkinan akan terus berlanjut. Keterlibatannya dalam proses pemilihan CEO baru menunjukkan bahwa arah strategis perusahaan mungkin akan tetap relatif tidak berubah. Hal ini dapat berarti bahwa Twitter akan mempertahankan status quo yang ditetapkan selama masa jabatan Musk, setidaknya dalam jangka pendek.
Transisi ini mungkin akan menjadi kabar baik bagi para investor Tesla yang telah mengungkapkan kekhawatiran tentang perhatian terbagi Musk antara Twitter dan merek kendaraan listriknya yang terkenal. Dengan peran yang lebih kecil di Twitter, Musk kemungkinan akan memiliki lebih banyak waktu dan energi untuk menyalurkan perhatiannya pada Tesla dan pertarungan sengit melawan pesaingnya.
Editor : Ranu Ario