Solo — Musim kemarau membuat sungai bengawan Solo surut dan ikan yang ada di air mabuk. Hal itu dimanfaatkan warga untuk menjaring ikan dengan mudah.
“Fenomena ikan mabuk kerap terjadi saat musim kemarau. Kondisi cuaca panas ekstrem membuat ikan banyak mati,” kata Koordinator Forum Jogo Kali Bengawan (Jokalibe) Budi Utomo, Sabtu (3/6).
Ia menjelaskan fenomena pladu terjadi dengan kondisi Sungai Bengawan Solo mulai pekat sekitar pukul 09.15 WIB. Pladu (ikan mabuk) sudah kali kedua terjadi pada kemarau ini yakni Minggu (27/5) dan Sabtu ini.
“Warga yang mengetahui kejadian ikan mabuk langsung turun ke sungai membawa alat menangkap ikan,” kata dia.
Budi menjelaskan pladu alami terjadi ketika air sungai terkena sinar matahari berbulan-bulan lalu terjadi hujan membuat ikan mabuk dan berenang pelan ke permukaan. Namun pladu yang terjadi kali ini bukan pladu alami namun pladu karena pencemaran limbah.
“Pada Minggu lalu terjadi juga air berwarna coklat tua, cenderung hitam, membuat ikan menjadi kodal istilahnya atau kayak mabuk,” kata dia.
Menurut dia, biasanya pladu berlangsung sekitar dua jam. Setiap warga bisa mendapatkan 20-an ekor ikan pada Minggu dan tujuh sampai 10 ekor ikan pada Jumat. Jenis ikan meliputi bader, jendil, dan nila banyak ditangkap warga.
“Lumayan termasuk ikan-ikan besar. Ada ikan kecil dan ikan besar yang tertangkap untuk dijual,” imbuh dia.
Editor : Dhefi Nugroho