Timlo.net — Anggota Komisi X DPR Desy Ratnasari meminta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) serta Dinas Pariwisata di daerah agar memahami jenis karakteristik komunikasi dan koordinasi komunitas seni tradisional dalam event nasional. Hal ini bertujuan agar mereka (pelaku seni) tidak terabaikan, terisolasi, atau dianggap eksklusif, melainkan menjadi bagian penting dari event nasional yang diperkenalkan kepada generasi penerus bangsa.
“Tentu tidak hanya diajak di dalam konteks event tapi mereka juga tersentuh untuk dikembangkan, untuk dilestarikan dan, tentu untuk di masyarakat kan sehingga generasi penerus mau ikut serta menjadi bagian pelaku dan pelestari seni tradisional ini,” ujar Desy Ratnsari, dalam Rapat Kerja Komisi X DPR dengan Menparekraf atau Kepala Parekraf, di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Jumat (9/6/2023).
Dirinya memahami bahwa dalam konteks event, penting untuk melibatkan pengembangan bidang ekonomi digital dan produk kreatif. Sebab, anak-anak muda Indonesia zaman sekarang memiliki potensi untuk menciptakan aplikasi dan konten game yang perlu didorong dan didukung. Kedepannya, kami berharap anak-anak muda Indonesia tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga menjadi pelaku di pasar game global, sehingga Indonesia dapat bersaing di peringkat dunia.
“Dalam konteks event yang lain mohon diikutsertakan juga event dalam konteks pengembangan bidang ekonomi digital dan produk kreatif, saat ini banyak sekali anak-anak muda Indonesia yang mampu untuk menciptakan aplikasi menciptakan substansi-substansi maupun konten-konten games yang memang ini harus didorong dan didukung pengembangannya, sehingga anak muda Indonesia tidak hanya menjadi pasar bagi konten-konten maupun bagi aplikasi-aplikasi games, tapi anak Indonesia justru menjadi pelaku di pasar game dunia. Sehingga Indonesia mampu untuk bersaing menjadi peringkat belasan misalnya mungkin 12 di pasar dunia,” ungkap Desy Ratnasari –seperti dilansir laman dpr.go.id.
Lebih lanjut, Politisi Fraksi PAN ini berharap anak-anak muda Indonesia tidak hanya diajak melalui event perlombaan ataupun event-event lainnya. Namun perlu didorong melalui pelatihan melalui inkubasi ketika mereka sudah menjadi seorang pelaku ekraf di bidang games atau di bidang aplikasi. Sehingga mereka bisa menjadi mandiri dan juga mampu untuk memasarkan produk ciptaannya tersebut tidak hanya dalam konteks kompetisi.