Solo — Wajah murung dengan gurat-gurat kesedihan masih nampak di wajah Febrian Kiranto (14) dan Anisa Fitriani (12) sepeninggal ibunya, Yuliantini (32) akibat tendangan maut sang ayah Sukiran (34) atau akrab disapa Kirun. Apapun yang telah dilakukan ayahnya, kedua bocah ingusan ini berharap ayahnya dibebaskan.
“Ya masih sedih, tapi saya pengen ayah dibebaskan. Ayah tidak salah,” ujar Febrian lirih kepada wartawan saat ditemui di rumahnya di Kalangan RT 02/RW 14 Jagalan, Jebres, Solo, Rabu (24/4) siang.
Kemudian Fabian mulai bercerita bahwa sehari-hari ayahnya yang bekerja mencari nafkah menjadi penjual sayur keliling. Tampak rasa rindu terhadap kedua orang tuanya lewat lirih suaranya yang terbata-bata.
Sepeninggal Yuliantini dan Sukiran yang kini tengah dalam masa penyelidikan pihak kepolisian, kedua anak ingusan ini kini dirawat oleh kerabat keluarga Yuliantini.
“Kami akan merawat anak-anak mereka sampai, ayahnya nanti dibebaskan. Bagaimanapun ini juga tanggung jawab keluarga untuk ikut merawat mereka,” ujar Sri Budoyo (40) kakak ipar Yuliantini.
Sedangkan Sesepuh kampung, Tri Wiyono (57) menyatakan bahwa dimata masyarakat Sukiran yang akrab dipanggil Kirun ini dikenal sebagai sosok yang baik dan bertanggungjawab. Dia dekat dengan warga dan selalu ramah.
“Mereka memang sering bertengkar. Bahkan dia juga sering dipukuli istrinya, tapi Kirun ini tidak pernah membalas. Saya tau karena saya sering mendamaikan mereka berdua, jika mereka bertengkar,” kata Wiyono.
Menurutnya, warga berharap agar Sukiran segera dibebaskan dan tidak masuk dalam persidangan di pengadilan. Warga mendukung pembebasan Sukiran.
Di tempat terpisah, Kapolres Solo Kombespol Asdjima’in mengatakan, saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan kepada Sukiran. Terkait permintaan warga agar Sukiran segera dibebaskan, itu akan menjadi pertimbangan yang bisa meringankan Sukiran dalam pengadilan.
“Yang jelas proses hukum tetap berjalan. Saat ini kami masih memeriksa 7 orang saksi terkait hal ini,” kata mantan Kapolres Purworejo ini, Rabu (24/4) pagi.