Solo — Grup musik humor asli Solo, Owah Gerr Band meluncurkan single ketiga berjudul “Lungamu Horok”. Lagu dengan lirik ambyar ini sebagai bukti eksistensi kelompok musik humor ini tetap eksis di Kota Bengawan.
“Lagu ini menjadi single ketiga, setelah “Solo Ngangeni” dan “Ora Sabar Maburo”,” terang perwakilan grup musik Owah Gerr Band, Ekolas Saputra saat berbincang dengan Timlo.net, Kamis (7/11) malam.
Mengenai isi dalam lagu tersebut, Eko mengaku, “Lungamu Horok” menceritakan tentang fenomena generasi muda yang kerap berurusan dengan asmara. Namun, ketika mendapat masalah asmara seringkali mereka tidak bersemangat hingga mengancam masa depan yang dimilikinya.
“Kami ingin generasi muda tidak larut dalam kesedihan. Semuanya akan mengalami orang yang dicintai pergi. Buat kami, yg berat itu bukan mendapatkan tapi mempertahankan. Yang sulit itu bukan melepaskan tapi mengikhlaskan,” jelas Eko.
Dalam video klip single ketiga, grup yang digawangi Wawin Laura, Ekolas Saputra, Mamank Tse, Terra Sudiro, Imam Londo, Wahyudi Jamik dan Adi Ganden ini mengambil setting di Kawasan ikonik Kota Solo. Semisal, Ngarsopuro, Pasar Triwindu, Bendungan Tirtonadi, Jalan Jendral Sudirman dan lain sebagainya. Tak hanya itu, ikon Solo lainnya seperti Batik Solo Trans (BST) juga menjadi background dalam video klip lagu tersebut.
“Termasuk kulinernya, seperti sundukan sate juga kita angkat. Ini merupakan, upaya untuk lebih mengenalkan Kota Solo ke masyarakat luas,” kata Eko.

Pria yang sekaligus sebagai pencipta lagu dalam single ketiga ini juga mengaku, dalam proses pembuatan lagu hingga shooting video membutuhkan waktu selama dua bulan penuh. Berbeda dengan single sebelumnya, yang lebih lama memakan waktu mengingat banyak pesan moril yang perlu disampaikan kepada masyarakat Kota Solo. Sehingga, harus betul-betul mengena.
“Di single terdahulu, itu berisi tentang moral value. Tapi, di singgle ketiga ini lebih santai. Sehingga, juga mempengaruhi waktu penggarapan,” ujar Eko.
Pihaknya berharap, single lagu “Lungamu Horok” ini mampu menjadi penyemangat bagi anak muda di Kota Solo supaya tidak larut terus menerus dalam kesedihan akibat percintaan.
Editor : Marhaendra Wijanarko