Karanganyar – Universitas Sebelas Maret (UNS) memanfaatkan Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Gunung Bromo, Karanganyar sebagai wahana pendidikan dan penelitian, terutama bagi Program Studi (Prodi) Pengelolaan Hutan dan Ilmu Lingkungan.
“Hutan itu, pengelolaannya diserahkan kepada UNS berdasarkan Surat Keputusan Menteri KLHK RI sebagai kampus KHDTK Gunung Gunung Bromo UNS,” jelas Divisi Inovasi dan Pengembangan Usaha UPT Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan UNS, Retno Tanding Suryandari kepada wartawan di sela-sela Gathering Humas UNS, di Karanganyar, Sabtu (9/11).
Retno mengatakan, kawasan hutan dengan tujuan khusus Gunung Bromo secara administratif tertelak dalam dua kelurahan yaitu Kelurahan Delingan dan Gedong, Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar. Luas wilayah hutan 122,58 ha.
KHDTK Gunung Bromo, kata Retno, berdasarkan topografi memiliki ketinggian 200 – 325 mdpl dengan kemiringan lereng 3-25 persen. Kawasan hutan ini juga dilalui sungai yang merupakan sub DAS Grompol, DAS Bengawan Solo.
Aliran sungai berasal dari Sub DAS Bengawan Solo Hulu menuju waduk Tirtomarto yang dikenal dengan sebutan waduk Delingan yang dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk irigasi pertanian.
Vegetasi di KHDTK Gunung Bromo adalah Pinus, Mahoni, Sonokeling, Angsana, Nangka dan sebagainya. Saat ini vegetasi yang mendominasi adalah Pinus dengan luas area 97,78 ha. Pohon Pinus digunakan adalah getah yang disadap oleh masyarakat.
Sementara itu, menurut Retno, pembentukan UPT Pusat Pendidikan dan Latihan Hutan sesuai surat keputusan Rektor UNS mempunyai tugas dan fungsi sebagai mengelola dan melindungi KHDTK Gunung Bromo untuk pendidikan dan pelatihan bagi UNS, serta bekerjasama dengan pihak Perum Perhutani dan pihak lain untuk meningkatkan kualitas dan efektifitas kawasan hutan.
Kegiatan penelitian yang sedang dilakukan, antara lain seperti penelitian pembangkit tenaga listrik mikro hidro, analisis vegetasi sebagai data base, desa inovasi FGD Agro-ecotourism, fauna dan konservasi alam.
Editor : Dhefi Nugroho