Solo — Angka kredit macet atau non performing loan (NPL) pada industri perbankan di wilayah Solo dan sekitarnya tercatat mengalami lonjakan cukup signifikan hingga September 2019. Kenaikan NPL dipengaruhi kondisi ekonomi yang lesu.
Kepala Bagian Pengawasan Industri Keuangan Non Bank ( IKNB) OJK Solo, Tito Adji Siswantoro mengatakan, dari data hingga triwulan ketiga tahun ini menunjukkan angka kredit macet untuk bank umum konvensional sebesar 4.37 persen. Angka tersebut meningkat dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar 2.11 persen.
“Kenaikan angka kredit macet ini lebih banyak dipengaruhi kondisi ekonomi yang sedang lesu,” ujar Tito Adji Siswantoro kepada wartawan, Selasa (12/11).
Meski demikian, ia mengatakan untuk kinerja lainnya tercatat mengalami pertumbuhan. Seperti pada nilai aset yang dimiliki, pada September 2019 tercatat sebesar Rp 86.8 triliun, jumlah itu meningkat sebesar 6.17 persen dibanding periode sama tahun lalu sebesar Rp 81.8 triliun.
Sedangkan untuk penyaluran kredit sebesar Rp 76.1 triliun, naik 10.65 persen dari periode sama tahun lalu sebesar Rp 68 triliun. Dan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 68 triliun, naik sekitar 7.66 persen dibanding periode sama tahun lalu sebesar Rp 63.1 triliun.
Sementara itu kondisi serupa juga terjadi pada bank umum syariah. Dari data tercatat, hingga akhir triwulan ketiga itu angka kredit macet sebesar 1.64 persen. Angka tersebut naik dari periode sama tahun sebelumnya sebesar 0.98 persen.
“Dari informasi yang kita terima, selain ada yang minta keringanan dalam membayar angsuran juga ada yang mendadak tidak ingin riba. Jadi mereka berhenti saat angsuran mereka belum lunas,” tandasnya.
Selain NPL meningkat, ia mengatakan dari sisi aset yang dimiliki juga tercatat mengalami penurunan sekitar 1.03 persen. Yaitu dari Rp 5.846 miliar menjadi Rp 5,786 miliar secara year on year (yoy). Dan kondisi paling parah terjadi pada penyaluran kredit. Pasalnya terkoreksi hingga 10.56 persen, yaitu dari Rp 5.374 miliar menjadi Rp 4.807 miliar (yoy).
Editor : Marhaendra Wijanarko