Solo — Barangkali baru SD Muhammadiyah 1 Ketelan, Solo, yang menggunakan Elektronik Money (E-Money) di lingkungan sekolah untuk bertransaksi pembayaran. Siswa maupun guru saat membayar tidak mempergunakan uang tetapi cukup mengusapkan kartu di alat yang tersedia.
“Siswa dalam melakukan pembayaran, misalnya untuk jajan, membeli seragam ataupun alat kelengkapan sekolah tidak membayar memakai uang tunai tetapi cukup mengusapkan kartu di tempat alat yang tersedia,” ungkap Wakil Kepala SD Muhammadiyah 1 Solo Jatmiko didampingi Kepala Badan Usaha Milik Sekolah Winursito kepada wartawan, di sekolah setempat, Kamis (14/11).
Winursito menjelaskan, semua siswa di SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo termasuk guru karyawan bila bertransaksi pembelian di sekolah setempat tidak menggunakan uang tunai tetapi menggunakan kartu seperti kartu ATM yakni E-Money.
Penggunaan kartu E-Money, menurut Winursito, selain mengikuti perkembangan jaman revolusi industri 4.0 yang serba digital, juga karena siswa SD Muhammadiyah 1 Solo mencapai 800 siswa.
“Siswa sebanyak itu, apabila istirahat dan semua hendak jajan atau beli buku misalnya maka waktu istirahat yang hanya 15 menit akan habis dan semua tidak bakal kebagian. Itulah ide penggunaan E Money,” ujarnya.
Winursito mengatakan, pemakaian dan operasional E-Money hampir mirip kartu ATM. Kartu itu diisi oleh orang tua mereka masing-masing. Semacam deposit. Bahkan orang tua mereka bisa ikut memantau sedikit banyaknya dana yang ada di kartu E-Money.
“Kendati pengisian dana tidak dibatasi, tetapi penggunaan dananya dibatasi hanya Rp 10.000 perhari per anak,” ujarnya.
Ditambahkan, masa berlaku kartu E-Money sepanjang siswa masih sekolah di SD Muhammadiyah 1 Solo. “Masing-masing siswa memiliki chip sendiri-sendiri dan tidak bisa ditukaralihkan,” kata Winursito.
Editor : Marhaendra Wijanarko