Singapura – Bhinneka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangrwa, itulah yang mewarnai penampilan penampilan Indonesia pada penampilan mereka di Chingay Singapore Parade. Dalam parade ini SBC (Solo Batik Carnival) bertemu dengan mahasiswa Indonesia yang bersekolah di Singapura, serta siswi SMP Bakti Mulya 400 Pondok Indah Jakarta. Mereka terdiri dari berbagai latar belakang, terdiri dari berbagai suku, agama, golongan, ras dan umur.
Namun penampilan mereka malam ini, Jumat (19/2), akan menjadikan semua batas itu tidak ada. Mereka menjadi satu kesatuan Indonesia, sehingga benar sekali jika arti bahasa Sansekerta diatas menjadi pedoman bangsa Indonesia, “Beragam itu satu adanya, kebenaran itu tiada ganda”. Betapa dalamnya perbedaan yang dapat ditemukan dalam sebuah persatuan.
Dalam konteks lebih luas lagi dari arti itu adalah bahwa penampilan para peserta Chingay Singapore Parade ini adalah bahwa Asia tetaplah Asia, masih serumpun, bahkan tidak sedikit terlihat darah campuran dengan ras lain. Sulit membedakan jika mereka berkostum batik, atau mereka berkumpul dengan kita di Indonesia tanpa suara, tanpa berbicara kita tidak akan tahu dari mana asal mereka.
Harapan dari penampilan tim Indonesia di Asian's Grandest Festival ini adalah terlebih untuk membawa nama Indonesia agar terus maju dalam budaya, menjadikan negara lain mengetahui bahwa betapa besarnya potensi Indonesia yang penuh dengan kekayaan budaya. Kedepannya kita harapkan agar Indonesia bisa mengadakan acara seperti ini, sehingga kita bisa tampil di depan publik sendiri dan mereka sebagai tamu.