Solo — Filipina sepertinya tidak siap menjadi tuan rumah SEA Games 2019. Panitia SEA Games sedang mendapatkan sorotan sorotan tajam dari berbagai pihak, karena dinilai belum siap 100 persen.
Sejumlah kontingen mendapatkan pelayanan kurang baik. Seperti Timnas Timor Leste, harus telantar di Bandara selama berjam-jam untuk menunggu bus jemputan yang disediakan oleh panitia SEA Games.
Timnas Indonesia U-22, juga harus memilih berjalan kaki dari hotel menuju Stadion Rizal Memorial dalam sesi latihan Senin (25/11). Bus yang ditunggu oleh Witan Sulaeman dkk tak kunjung datang, alhasil berjalan menempuh jarak 1,1 kilometer.
Kemudian masih amburadulnya sarana infrastruktur di dalam stadion yang ternyata masih dalam proses pengerjaan. Ruang ganti pemain belum jadi, hingga ruang media yang terlihat seperti gudang.
Meski demikian, kontingen dan terutama Timnas Indonesia U-22 diminta tidak perlu khawatir dengan ketidaksiapan Filipina. Mantan pemain Timnas pada ajang SEA Games 1991 di Manila, Salahudin menyebut kondisi yang ada saat ini justru menjadi ujian.
“Waktu itu kami juga sempat terlantar atau mengalami keterlambatan di venue, tapi tidak separah sekarang. Menurut saya ini menjadi ujian yang sebenarnya, tidak perlu panik, tetap semangat demi prestasi negara,” ungkapnya, Selasa (26/11).
“Tidak hanya Indonesia kan yang terkena dampaknya? Jadi jangan terpengaruh, tim-tim lain juga mengalami. Itu ujian pada mental pemain. Artinya bahwa meraih sesuatu tidak selalu mulus, banyak ujian dan rintangannya,” pungkas Salahudin.